Sabtu, 19 November 2016

Ulkus Bedah Plastik

Ulkus dekubitus luka akibat penekanan lama antara 2 benda keras yang menyebabkan iskemik jaringan

2 jam waktu yg tolerir tidak terjadi iskemik jaringan
Terapi reposisi tiap 2 jam kekanan, trus ke kiri, terlentang

Ulkus dekubitus grade
I: terlihat hiperemis (kemerahan)
II: terkelupas epidermis dan sebagian dermis
III: terkelupas sampai fascia
IV: tampak muskulus atau tulang

Kapan fase inflamasi selesai--> setelah tanda-tanda inflamasi pada luka menghilang (Kalor, Dolor, Rubor, Tumor, Fungsionalesa)

Penutupan luka fase:
1. Penutupan primer--> luka ditutup segera setelah ada luka (langsung dijahit), ketemu antar epitel
2. Penutupan primer tertunda
- luka dibiarkan terbuka beberapa hari (hari ke-3), contoh pada luka kotor, kontaminasi berat
-dibiarkan sampai diyakini bersih baru dijahit
3. Penutupan sekunder
-dibiarkan terbuka/menutup sendiri
- luka menutup sendiri karena epitelisasi dari samping

Flap

Jenis Flap
Berdasarkan vaskularisasinya
- Axial skin flap --> punya sumber perdarahan yang optimal (a. Temporalis, a. Brachialis, a. Femoralis contoh radial forearm flap)
- random skin flap --> punya sumber perdarahan tertentu (arteri asal, contoh plexus subdermal+dermal/a. Perforator)
- reverse flow flap --> sumber PD proximal dipotong dan sumber dari perdarahan distal contoh reverse radial forearm flap --> dapat vaskularisasi dari a. Ulnaris ke arcus palmaris.
Berdasarkan cara mengambil
- rotasi dengan pivot point: rotasi z-plasty
-menggeser advancement flap (maju)
- interposisi--> jumping flap
- interpolarisasi
Berdasarkan lokasi
-lokal: dekat dengan defek (bertumpu satu titik, advancement)
-regional
- free flap
-flap jauh

Berdasarkan jaringan yang dimiliki
-cutaneous
- fasciocutaneous
- musculocutaneous
- osteocutaneous
- osteomusculocutaneous
- omentum

Rabu, 02 November 2016

Arcus Visceralis=Arcus Brachialis

Vertebrata darat, arcus visceralis berubah letak dan fungsi menjadi:

1) Arcus I : kartilago Meckel’s (tulang rawan penyusun mandibula pada perkembangan awal); incus; os hioid bagian dorsal

2) Arcus II : maleus dan stapes

II dan III: os hioid bagian ventral.

3) Arcus IV-V-VI menjadi tulang rawan larynx

IV: menjadi thyroid

V: menjadi arytenoid

VI: menjadi cricoids

Minggu, 16 Oktober 2016

Kuliah prof Soenaryo Anemia

WHO
Hb dewasa pria <13 g/dl
Hb dewasa wanita <12g/dl
Kehilangan darah 10% dari EBV diganti cairan kristaloid 2-3x dari volume EBV yg hilang (jangan pakai desktrose 5% pada kehilangan darah
Kehilangan darah 10-20% dari Volume EBV diganti cairan koloid (maksimal 3 phlabot kalau lebih dapat meningkatkan bleeding time)
Cat: pada perdarahan massif (aneurisma otak) pemberian kolloid boleh lebih dari 3 phlabot untuk menyelamatkan pasien
Kehilangan >20% ganti dengan transfusi darah
Pasien di Amerika EBL >= 50% pasien baru di transfusi darah
Kehilangan darah 30% masih dapat ditoleransi dari hipovolemik
Anemia di transfusi bila Hb<7 g/dl
Transfusi darah syaratnya
1. Tentukan Hbnya pasien
2. Suntik premed dipenhidramin 10 mg
3. Kalo bisa diberikan dalam bentuk Paket darah yg diperlukan misal RBC/PRC

Darah segar 4-6 jam
Darah baru 4-6jam sampai 2 Minggu
Darah lama lebih dari 2 Minggu
Darah lama memiliki kemungkinan terjadi kendala darah sehingga darah tidak masuk ketika transfusi bila cara mengantung kolf transfusi lurus, harus dimiringkan supaya mendalam darah tidak menutupi infus
Reaksi transfusi
1. TRALI (Transfusi Related Lung Injury) menduduki peringkat ke-3 kejadian transfusi di AS. Sehingga transfusi di AS dilakukan saat Hb<6g/dl
2. Hiperkalemia
3. Zat dalam transfusi asam sitrat dapat menyebabkan asidosis, hipernatremia, hipokalemia, sebelum diberikan Ca Glukonas harus dicek dulu keadaan asam basa dan keseimbangan elektrolit. Ketika asidosis baru diberikan Ca Glukonas. Bila diberikan cepat menyebabkan alkalosis yg nanti menyebabkan kurva disosiasi O2 bergeser ke  kanan sehingga oksigen lebih sulit dilepas dan pasien menjadi sesak.

Tanda2 syok
1. HR naik
2. Tensi turun
3. Cap Refill >2"

Pasien dengan penyakit jantung/miokard infark bila terjadi reaksi pemecahan sel menyebabkan hiperkalemia

Pasien Anemia perdarahan diberikan transfusi sesak. Kasih Nasal Canul 2 lpm (28% O2), sesak lagi kasih masker (10 lpm batu 99% O2) bila ada Infark miokard diperlukan O2 400% yang hanya bisa dengan intubasi.

Pasien Obsgin Hb 2 perdarahan atonia diberikan Whole Blood karena faktor pembekuan lengkap (walaupun reaksi transfusi kemungkinan terjadi lebih besar)

Contoh kasus
1. Pasien perdarahan Hb 13 Laki-Laki 50 kg kehilangan darah 2000 cc. Apakah perlu di transfusi?
Delta Hb=13-7= 6
Volume darah= 6*6*50= 1800cc ketika Hb 7
Volume darah Hilang =2000cc
Yg perlu transfusi=2000-1800= 200cc (Whole Blood)= 100cc (PRC/RBC) lebih direkomendasikan karena packet Cell
Sedangkan 1800cc diganti
1000cc kolloid ( maksimal 3 phlabot dan kalau lebih meningkatkan Bleeding Time pasien)
800*3=2400cc kristaloid (jangan desktrose5℅)

Senin, 03 Oktober 2016

9 Prinsip Kedokteran Keluarga

1. Pelayanan Holistik dan Komprehensif
2. Pelayanan kontak pertama dan berkesinambungan
3. Pelayanan lebih mengutamakan promotif dan preventif
4. Koordinatif dan Kolaboratif
5. Pelayanan Personal
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, lingkungan
7. Sadar segi etika dan hukum
8. Sadar pembiayaan
9. Menjalankan Pelayanan yang dapat diaudit

Instrumen Manajemen Puskesmas

Instrumen Manajemen Puskesmas
P1: Perencanaan (PTP/Perencanaan Tingkat Puskesmas)
P2: Pelaksanaan dan Pengendalian (Loka Karya Mini) Triwulan untuk kerjasama lintas sektoral

P3: Penilaian dan Pertanggungjawaban (PKP/ Penilaian Kinerja Puskesmas)

Data vital statistik

Data statistik disebut juga kejadian vital yang mengacu pada proses pengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut guna mengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang vital dalam suatu masyarakat, populasi, atau wilayah tertentu. Data morbiditas, mortalitas, pernikahan, perceraian, kelahiran semuanya merupakan data statistik vital.
1.       Angka kesakitan (morbiditas) dan usia harapan hidup
2.       Angka kelahiran dan angka kelahiran kasar
3.       Angka kematian dan akta kematian pada data statistik vital
4.       Data statistik perkawinan dan perceraian
Sumber data statistik vital
Sumber data epidemiologi antara lain adalah
1.       Data kependudukan
2.       Sensus penduduk
3.       Survey2
4.       Kelahiran dan kematian (pencatatan akta kelahiran dan surat keterangan minimal, klinik umum/ klinik bersalin dan pelayanan kesehatan lainnya)
5.       Data kesakitan (rekam medis, praktek dokter swasta, penelitian khusus)

6.       Data lainnya (penelitian/ data sanitasi dan lingkungan, catatan imunisasi, pelaporan keluarga berencana)

Cara menghitung cakupan, Pencapaian Puskesmas SPM (Standar Pelayanan Minimal)

Cara menghitung Cakupan, Pencapaian
Cakupan=(Hasil/Sasaran pada bulan berjalan)*100%
Sasaran bulan berjalan= (sasaran dalam tahun/12)*bulan berjalan
Pencapaian= (Cakupan/Target)*100%

Dikatakan masalah sesuai dengan target pencapaian yang sudah dicanangkan

Minggu, 02 Oktober 2016

Jawaban soal PR dr. Saekho tentang kedokteran keluarga

Beda komunikasi dengan konsultasi
Konsultasi meliputi 4 komponen yaitu
1.       Pemberian informasi materi kesehatan secara mendetail`
2.       Harus tatap muka
3.       Terjadi 2-arah
4.       Penentuan keputusan ada di tangan pasien sedangkan tenaga medis hanya memberikan saran/opsi yang dapat diambil
Komunikasi masih 1 arah yaitu dari dokter ke pasien saja
Kolaborasi adalah bekerja sama dengan profesional lain misal dokter, perawat, bidan
Koordinasi adalah bekerja dengan dokter spesialis lainnya
Rujukan terdiri dari 2 yaitu rujukan vertikal dan horizontal
Rujukan bersifat bolak-balik
Rujukan terdiri dari 2 yaitu rujukan medis dan rujukan kesehatan
Rujukan medis tediri dari 3 yaitu
1.      1. Rujukan pasien (transfer of patient)
2.       2. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)
3.       3.Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of speciments)
Rujukan kesehatan terdiri dari 3 yaitu
1.       1.Rujukan tenaga
2.      2.  Rujukan sarana
3.       3. Rujukan operasional
Persamaan konsultasi dan rujukan adalah 2-2nya merupakan upaya meminta bantuan
Beda Konsultasi dan Rujukan
Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional atau dalam hal ini ahli lain, terhadap kasus penyakit atau probllem kesehatan lain yang sedang ditangani oleh dokter keluarga, namun kewenangan penganan masih berada pada dokter keluarga yang bersangkutan.
Rujukan adalah pelimpahan kewenangan dan tanggungjawab penanganan dokter yang diminta rujukan.
Dokter keluarga tetap bertindak sebagai koordinator
9 Prinsip kedokteran keluarga
1.       1.Komprehensif dan holistik
2.       2.Pelayanan kontak pertama dan kesinambungan
3.       3.Pelayanan mengutamakan promotif dan preventif
4.       4.Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
5.       5.Pelayanan personal
6.       6.Mempertimbangkan keluarga komunitas, dan lingkungannya
7.       7.Sadar etika dan hukum
8.       8.Sadar biaya

9.       9.Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan 

Minggu, 25 September 2016

Manajemen

Analisis Penyebab masalah dengan pendekatan sistem (input, proses, output, outcome)
input 5M (Man, Money, Method, Material, Machine)
Proses (P1 Perencanaan), (P2-Pelaksanaan, Pengendalian), (P3-Penilaian, Pertanggungjawaban)
Output--> SPM
Outcome (dampak)

Prioritas masalah dengan Hanlon Kuantitatif.--> USG (Urgency. Seriuousness, G
Analisis Penyebab masalah dengan pendekatan sistem dan dimensi mutu.
Analisis faktor penyebab masalah dengan pendekatan sistem dimasukkan ke dalam fish bone analyze
Penyebab masalah yang ada diprioritaskan dengan paired comparison dan menggunakan tabel dan diagram Pareto, dipilihlah penyebab masalah yang akan dipecahkan.
Penyebab masalah yang telah terpilih kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya, kemudian dilakukan pengambilan keputusan mengenai pemecahan masalah yang mana yang akan diusulkan dan dibuat plan of action.


Puskesmas

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah pelayanan kesehatan tingkat primer (Primary Health Care)
Puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu
1. Sebagai pusat pembangungan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan untuk hidup sehat.
3. memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas sebagai unit kesehatan perorangan (UKP) dan unit kesehatan masyarakat (UKM)

Upaya kesehatan puskesmas juga dibagi menjadi 2 yaitu upaya kesehatan wajib/ essensial dan upaya kesehatan tambahan (kerjasama lintas sektoral dan lintas program)

Upaya kesehatan wajib/ essensial ada 6 yaitu
1. Promosi Kesehatan /Promkes
2. Kesehatan Lingkungan/ Kesling
3. Gizi
4. Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana (KIA-KB)
5. Pencegahan dan pemberantasan Penyakit (P3)
6. Balai Pengobatan Umum

Upaya Kesehatan tambahan
1. Sektor pendidikan Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Sektor Agama imunisasi TT untuk pasangan yang ingin menikahi
dll

Sabtu, 03 September 2016

Indonesia Pusaka


Yuk liat video ini. Haha. Walaupun udah lewat 17 Agustus. Tetap ya Jiwa nasionalis ya, Jaya Terus Indonesiaku.

Selasa, 30 Agustus 2016

IKM

Masalah adalah kesenjangan antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkan dan menimbulkan rasa tidak puas serta berkeinginan untuk memecahkannya.
PMPK (Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan) adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metoda tertentu untuk menentukan urutan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan berbagai metoda.
Istilah dalam PMPK
Kriteria:
Adalah faktor-faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya suatu nilai permasalahan sehingga masalah satu dengan yang lainnya dapat dibedakan.
Skor:
Adalah pemberian nilai terhadap masalah
Bobot:
Adalah derajat kepentingan dari tiap kriteria

4 kelompok kriteria Hanlon Kuantitatif
1. Kelompok Kriteria A: Besarnya Masalah
2. Kelompok Kriteria B: Kegawatan Masalah
3. Kelompok Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
4. Kelompok Kriteria D: PEARL Faktor

Kriteria A: Besarnya Masalah
Besar masalah kesehatan diukur dari besarnya penduduk yang terkena efek langsung [incidence, prevalence]

Pencapaian
A 65%
B 55%
C
C
D
E
F


Rabu, 03 Agustus 2016

BSO Capsule


Capsule (Kapsul)

Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

Cangkang dibuat dari

  1. Gelatin
  2. Pati
  3. Bahan lain yang cocok

Ada buku lain yang menyebutkan bahwa cangkang capsul dapat dibuat 2 macam bahan yaituu:

  1. Capsulae amylaceae, dibuat dari amylum
  2. Capsulae gelatinosae, dibuat dari gelatin
    1. Caps gelatin yang lunak (soft caps)
    2. Caps Operculatae (hard caps)

Pemilihan BSO kapsul

Obat diberikan dalam bentuk kapsul dengan maksud:

  1. Untuk menutupi rasa dan bau obat tidak enak
  2. Untuk memberikan obat dengan dosis yang tepat dan teliti
  3. Obatnya dikehendaki bekerja di usus, tetapi dalam hal ini kapsulnya harus dibuat dengan salut enterik. Selain itu enterik kapsul dikehendaki bekerja di usus, maka kapsulnya dibuat keras dengan larutan formalin 10%. Bila kapsulnya supaya tidak tembus getah lambung maka kapsulnya dilapisi dengan keratin.

Keuntungan

  1. Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya, mudah dibuat, baik untuk peracikan resep maupun dalam perdagangan
  2. Dalam penyusunan resep, dokter dapat menulis obat dengan leluasa dan dengan dosis yang tepat untuk masing-masing penderita. Hal ini yang membuat kapsul lebih menguntungkan dibandingkan tablet
  3. Selain itu, ada penderita yang merasa lebih mudah minum obat dalam bentuk kapsul daripada tablet

Hal tersebut diatas antara lain yang mendorong pabrik farmasi memasarkan produk dalam bentuk kapsul, meskipun produk itu sebetulnya diproduksi dalam bentuk tablet.

Kosistensi obat yang dimasukkan kapsul dapat berupa serbuk, zat cair, granul

Contoh:

Yang berupa serbuk: erytrocin caps, incidal caps, kemicetin caps

Yang berupa cairan: oleum chenopodii

Yang berupa granul: eryc caps, excelase caps

Hard caps: librium, terramycin, juvelon, warna hard caps, bermacam-macam

Soft caps: Natur E 100, Supertetra, Levertran caps, warna soft caps, bermacam-macam

Ukuran capsul

Dinyatakan dengan nomor. Kapsul yang paling besar nomor (000) biasanya untuk hewan. Kapasitas kapsul kira-kira 30 mg-600mg dan tergantung berat jenis serbuknya, biasanya kapasitas kapsul dinyatakan dalam grain (gr).

Pembuatan

  1. Bila obat-obatnya berupa serbuk, maka setelah obat-obatnya dan bahan tambahan/pengisi dicampur dan diserbukkan (cara seperti pada pembuatan serbuk), lalu dibagi-bagi, sama banyak
  2. Kemudian dimasukkan ke dalam kapsul. Pilih kapsul yang sesuai dengan volume serbuknya. Bila setelah obat dimasukkan ke dalam kapsul, dan ternyata ada serbuk yang melekat pada kapsul, maka kapsul tersebut dibersihkam dengan kapas atau kertas tissue.

Penyimpanan

Kapsul disimpan di tempat yang sejuk, kering, tertutup rapat dan diberi zat pengering. Bila kapsul disimpan ditempat yang kelembapannya rendah, maka kapsul akan rapuh. Bila disimpan di tempat yang kelembapannya tinggi, maka kapsul akan lembek (saling melekat). Bila disimpan di tempat yang suhunya tinggi akan mempengaruhi kualitas kapsulnya

Rangkuman

Bentuk sediaan obat kapsul dimaksudkan untuk obat-obat yang rasa atau baunya tidak enak. Dalam perdagangan, ada beberapa macam ukuran kapsul dengan kapasitas 30 mg sampai 600 mg. Penyimpanan membutuhkan Ketelitian.

Penulisan Resep, Resep Rasional, Golongan Obat, Jenis Obat


Tata cara penulisan resep

  1. Nama, alamat, dan nomor Surat Izin Praktek Dokter
  2. Tanggal penulisan resep
  3. Nama setiap obat/ komponen obat
  4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat
  5. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
  6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum

4 bagian resep

  1. Inscriptio
    Bahasa latin yang artinya alamat, isinya identitas dokter (Nama, No. Surat izin praktek, Alamat), tempat dan tanggal penulisan resep, serta tanda R/ sebelah kiri (pembuka resep atau invocatio).
  2. Praescriptio
    Bahasa latin yang artinya perintah atau pesanan atau merupakan inti resep, ialah bagian resep yang pokok, terdiri dari nama obat, BSO, dan dosis obat.
  3. Signatura
    Bahasa latin yang artinya tanda, ialah tanda yang harus ditulis di etiket obatnya, terdiri dari nama penderita dan petunjuk mengenai obatnya. (Biasanya cara pemakaiannya).
  4. Subscriptio
    Bahasa latin yang artinya tanda tangan dan paraf

     
  5. Resep yang benar/rasional
    Resep yang tepat, aman, dan rasional adalah resep yang memenuhi 6 (enam) tepat, sebagai berikut:

  1. Tepat Obat
  2. Tepat Dosis
  3. Tepat bentuk sediaan obat
  4. Tepat cara pemberian
  5. Tepat waktu pemberian
  6. Tepat penderita

Pengertian obat dan dosis dalam resep

Obat dibedakan menjadi 4 golongan menurut peraturan perundang-undangan:

  1. Golongan obat narkotika. Contoh: morfin, codein
  2. Golongan obat keras:
    1. Obat Keras Tertentu (OKT)                  contoh: diazepam
    2. Obat Keras                                              contoh: antibiotika
    3. Obat Keras Wajib Apotek (OWA)       contoh: oral kontrasepsi
  3. Golongan obat bebas terbatas                       contoh: antibiotika
  4. Golongan obat bebas                                       contoh: Vit. C tablet

Obat golongan narkotika harus dengan resep dokter, untuk morfin dan pethidin harus ditandatangani dokter, sedang untuk yang lain misalnya codein cukup paraf saja. Obat lain yang harus dengan resep dokter adalah golongan obat keras dan obat keras tertentu, sedang OWA, obat bebas terbatas, dan obat bebas bisa diperoleh tanpa resep dokter. OWA hanya dapat dibeli di apotek, sedangkan obat bebas lainnya, selain dapat dibeli di apotek, juga dapat dibeli di toko obat berijin.

Fungsi obat dibagi menjadi 4 yaitu

  1. Remedia cardinale adalah obat yang berfungsi untuk menyembuhkan penyebab terjadinya sakit. Obat ini disebut sebagai obat pokok/utama. Contoh: Antibiotik untuk menyembuhkan penyakit infeksi, INH untuk penyebab TBC, Chloroquin, untuk penyakit malaria.
  2. Remedia Adjuvantia adalah obat tambahan yang membantu untuk kesembuhan, biasanya termasuk obat-obat simtomatik. Misalnya antipiretik (parasetamol) menghilangkan gejala panas yang akan menganggu penderita, antalgin untuk pusing, lasix untuk oedem (penyakit jantung)
  3. Remedia Corrigensia (RC) adalah obat yang berfungsi untuk memperbaiki obat yang diberikan. Ada 4 macam:
    1. R.C. Actionis adalah memperbaiki kerja R. Cardinale
    2. R.C. Saporis adalah memberikan rasa manis pada R. Cardinale
    3. R.C. Odoris adalah memperbaiki bau R. Cardinale
    4. R.C. Coloris adalah memberikan warna pada R. Cardinale
  4. Remedia Constituen adalah obat yang berfungsi sebagai zat pengisi, pelarut (Vehiculum)

Penentuan Bentuk Sediaan Obat


  1. Faktor Penyakit

  1. Memperhatikan berat-ringannya penyakit.
    Bila keadaan penyakitnya berat/akut, perlu pengobatan/efek obat yang cepat, maka BSO pilihannya adalah injeksi. Bila keadaan penyakit ringan/kronis bisa memilih BSO per oral misalnya tablet, kapsul, sirup dan lain-lain
  2. Memperhatikan lokasi penyakit
    Untuk pengobatan lokal, BSO yang dipillih tergantung lokasi penyakitnya. Misalnya lokasi penyakit kulit, BSO dipilih salep bila lokasi penyakitnya di anus, BSO Suppositoria

  1. Faktor penderita

  1. Memperhatikan umur penderita:
    Untuk bayi, dipilih bentuk: tetes
  2. Memperhatikan keadaan penderita
    Penderita tidak sadar, muntah, habis operasi atau penderita tidak bisa minum obat, maka dipilih BSO, Supp atau injeksi (BSO yang bukan per oral).
  3. Memperhatikan keadaan sosial ekonomi
    Penderita yang kurang mampu sebaiknya bentuk puyer, jangan sirup yang harganya relatif lebih mahal.

  1. Faktor Obat

  1. Obat-obat rasa tidak enak (pahit), dipilih BSO kapsul atau emulsi
  2. Obat-obat yang sangat merangsang lambung/rusak oleh asam lambung atau enzim pencernaan, dipilih BSO yang bukan per oral ialah suppositoria/injeksi dan lainnya.
    Contoh:
    Penderita: Anak tidak sadar
    Penyakit: infeksi saluran nafas, akan diberikan
    Obat: amoksisilin
    Jawaban bentuk sediaan injeksi

  1. Bioavailabilitas
    Kinetik dan perbandingan kadar zat aktif yang mencapai peredaran darah terhadap jumlah obat yang diberikan.

    Lansia berikan sediaan Capsule karena dosis dapat disesuaikan dengan lansia

Farmasi: Definisi Dosis, Penggunaan obat

Definisi

  1. Dosis Lazim adalah dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan dan tertera di farmakope.

  2. Dosis Terapi adalah dosis yang digunakan dalam terapi (dokter yang menentukan)

  3. Dosis Maksimal adalah Dosis/takaran maksimum/terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya.

  4. Dosis rangkap adalah Apabila ada 2 (dua) atau lebih obat yang kerjanya analog dan diberikan bersamaan, maka dihitung sebagai dosis rangkapnya

  5. Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada penderita.

  6. Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
a. LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
b. LD 100  : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.

  1. Dosis Tunggal (Single Dose) adalah dosis obat yang diberikan hanya satu kali saja untuk menyembuhkan penyakit

  2. Dosis Awal (Initial dose/Loading Dose) adalah dosis yang diberikan pada awal terapi agar kadar obat mencapai kadar terapi minimal.

  3. Dosis pemeliharaan (Maintenance dose) adalah dosis obat yang diberikan untuk mempertahankan obat dalam jendela terapi.

Penggunaan obat Batuk pada
a. Usia <6tahun (menggunakan Mukolitik)
b. Usia >6tahun (menggunakan ekspektoran bila anak sudah dapat mengeluarkan dahaknya sendiri)

Pengunaan obat paracetamol untuk antipiretik pada anak bila suhu anak sudah mencapai >=38,5C
Penggunaan obat paracetamol sebagai analgetik hanya diperbolehkan pada ibu menyusui dan ibu hamil dan dosisnya harus dinaikkan lebih tinggi dibandingkan dosis antipiretik soalnya efek analgetik paracetamol lebih lemah dari antipiretik.

Bentuk Sediaan Obat
1. Padat
2. semi padat
3. Cair

1. Padat
a. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Fl.Ed. IV).
Zat tambahan yang digunakan sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok.
    Tipe tablet
    1. Compressed Tablet (CT)
        1.1 Sugar Coated Tablets (SCT)
        1.2 Film Coated Tablets (FCT)
        1.3 Enteric Coated Tablets (ECT)
        1.4 Multiple Compressed Tablets
              1.4.1 Layered Tablets (Tablet Berlapis)
Tablet ini dibuat dengan mencetak, mula-mula dicetak tablet lalu ditambah granul tablet di atas tablet yang sudah dicetak tadi, demikian diulang-ulang, sehingga menghasilkan tablet yang berlapis-lapis Contoh: Decolgen, Neozep, Flugan
            1.4.2 Press Coated Tablets
Mula-mula dicetak tablet kecil, lalu tablet tersebut dimasukkan ke mesin tablet khusus dan mencetak lapisan granulasi tablet sekeliling tablet yang dicetak mula-mula. Gambar V.6 dengan cara ini dapat dibuat tablet yang obat-obatnya tidak dapat dicamput, yaitu dengan memisahkan masing-masing obat dengan salut enterik. Contoh : Mexaform
         1.5 Prolonged-Action Tablets
Tablet yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat melepaskan zat berkhasiat untuk pengobatan dalam periode tertentu. Biasanya untuk dosis berganda. Dosis pertama diatur seperti tablet biasa sedang dosis selanjutnya dibedakan sebagai berikut:
         1.5.1 Delayed Action Tablets
Tablet yang kerjanya ditangguhkan karena terlepasnya zat berkhasiat dicegah dalam selang waktu setelah pemberian atau sampai kondisi fisiologis tertentu.
         1.5.2 Repeat Action Tablets
Tablet yang kegiatannya berulang, yang secara periodik melepaskan dosis tertentu dari zat berkhasiat ke lambung dan usus
        1.5.3 Extended Release Tablets
Tablet yang kerjanya diperpanjang, yang secara kontinu melepaskan zat berkhasiat ke lambung dan usus
contoh: Avil Retard, Ronicol Timespan, Quibron T/SR
       1.6 Effervescent Tablets
Tablet ini diberi zat tambahan Na .Bicarbonat dan asam organik seperti asam sitrat atau asam tartat. cara pemakaiannya dengan melarutkan tablet ke dalam air (air gula) maka akan keluar gas karbondioksida. Effervescent tablets ini ada kaitannya dengan bentuk sediaan cair Netralisasi dan saturasi.
Contoh: Calcium D redoxon, Calcium Sandoz Forte, Supradyn
       1.7 Tableted Suppositories
merupakan suatu vagina tablet. dalam etiket harus dicantumkan cara pemakaiannya.
contoh: canesten vaginal tab, Flagystatin
Gunakan pada malam hari dan menggunakan aplicator jadi tambahkan di resep cum Aplicator
       1.8 Buccal& Sublingual tablets
buccal tablets adalah tablet yang digunakan dengan cara menyisipkan di sekitar selaput lendir pipi, akan melarut perlahan-lahan di mulut.
Contoh: Sandopart Buccal tab
Sublingual tablet
tablet sublingual adalah tablet yang digunakan dengan cara meletakkan dibawah lidah, melarut dengan cepat dan zat berkhasiatnya dengan mudah diserap
contoh: cedocard sublingual tab, isorbid tab
2.2. Molded Tablets (Tablets triturates)
Tablet Triturates biasanya mudah pecah dan segera larut. Tablet ini disiapkan bila dokter menghendaki dalam resepnya. Masalahnya kesulitan menemukan bahan pelicin yang larut sempurna dalam air.
2.2.1 Dispensing tablets
tablet yang menyediakan sejumlah obat yang tepat yang dapat mudah dicamputkan dalam serbuk atau cairan. Hal ini untuk menghindari keperluan menimbang obat dalam jumlah kecil.
Tablet diberikan kepada penderita setelah diracik. Bila diracik dengan serbuk nanti akan merupakan BSO serbuk. sedangkan bila diracik dengan zat cair akan merupakan BSO larutan. Tablet tipe semacam ini tidak pernah diberikan penderita dalam bentuk aslinya, kecuali dokter yang menghendaki.
Contoh: Catalin Solution Tab.
2.2.2 Hypodermic tablet
Tablet ini mudah larut dan digunakan sebagai larutan injeksi tetapi dengan cara inin diragukan kesterilannya
2.3 Lain-lain
2.3.1 Lozenges
Lozenges adalah tablet yang rasanya manis dan baunya enak dan melarut perlahan -lahan di mulut. hampir identik dengan buccal tablet.
Contoh: F.G. Troche, Kalmycin, Efisol
2.3.2 Pastilles
Pastilles adalah suatu lozenges yang berbeda zat tambahan yang digunakan. disini zat tambahan berupa glycerin dan gelatin yang kemudian ditambah gula. selain itu dapat diberikan zat warna
Contoh: Valda pastilles ada yang merah atau hijau
2.3.3 Tablet kunyah
tablet kunyah yaitu tablet yang cara pemakaiannya sebelum ditelan dikunyah lebih dahulu.
Contohnya: Erythrocin dulcet, Mylanta.
Fungsi dibuat tablet kunyah adalah
b. Kaplet adalah tablet yang bentuknya seperti kapsul agar mengurangi gesekan dengan lambung atau usus (sifat iritasinya)
Kapsul
Kapsul 1 grain=65 mg
Pengunaan codein farmakope II Codein HCl 1mg/th

BSO Cair

  1. Solutiones (Larutan)
    Adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Bentuk larutan dimaksudkan untuk membuat sediaan yang mengandung bahan yang larut didalam pembawanya.
    Keuntungan

  1. Konsentrasi obat dalam takaran tertentu dapat tepat karena larutan homogen.
  2. Setelah diminum obat tidak memerlukan waktu untuk melarut, sehingga dapat bekerja segera
  3. Kejernihan larutan dapat memberikan kesan yang menyenangkan

Kerugian

  1. Rasa obat dalam larutan lebih jelas
  2. Tidak praktis bila dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, misalnya: pulveres, tablet, kapsul
  3. Kemungkinan terjadinya reaksi kimia dan bentuk larutan dimana air sebagai katalisator

  1. Sirupi (Sirop)
    Adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung saccharosa. (64-66%) +65%
  2. Elixira(Eliksir)
    Adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, zat pengawet serta digunakan sebagai obat dalam. Pelarut utamanya etanol bisa sampai 30% hati-hati pemberian pada lansia dan anak-anak. Pemanisnya gula hati-hati penderita DM
  3. Guttae (Obat tetes) sebagai obat dalam dan obat luar

Rumus menghitung dosis maksimum pada anak-anak
1. Rumus Young
(Umur/umur+12)xdosis dewasa
2. Rumus Dilling (Bila umur >=8 tahun)
(Umur/20)xdosis dewasa

Dextamine= Dexchlotpheniramine maleat
Betasone N=

Rumus DM1x anak= (umur/umur+12)xdosis maksimal 1x dewasa
Rumus DM sehari anak= (umur/umur+12)x dosis maksimal sehari dewasa
lalu dibandingkan dengan DL/DM kalau bisa Persentase dibawah atau sama dengan DM. jika lebih dari dosis maksimal gunakan dosis maksimal????

Sabtu, 02 Juli 2016

Penanganan perdarahan postpartum

Setelah plasenta dilahirkan kita lakukan masase fundus Uteri selama 15 detik -->
Jika masih berdarah maka lakukan eksplorasi apakah ada sisa plasenta atau stool sel yg ada. -->
lalu lakukan kompresi bimanual Interna selama 5 menit-->
Evaluasi lagi masih berdarah atau gak. Bila masih berdarah ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal, sementara Anda memasang Infus RL dan Injeksi Ergometrin 0,2 mg IM
Bila penolong ada 3 tetap lakukan kompresi bimanual Interna sementara yang lain menyiapkan Infus dan ergometrin.

Kompresi bimanual Interna. Tangan kanan masuk mengepal trus mendorong forniks posterior kebelakang depan sedangkan tangan kiri mendorong fundus kedepan.

Kompresi bimanual eksternal. Tangan kanan menekan perut diatas simfisis ke atas. Sedangkan tangan kiri menekan kebawah.

Ketuban Pecah Dini

Protap di Puskesmas ditunggu dulu 6 jam. Baru dirujuk.
Protap pemberian Antibiotik Profilaksis Amoxicillin 2 gr IV
Juga diberikan Pematangan paru hingga hamil usia 36 Minggu dengan injeksi Dexamethasone IM 6mg/12 jam selama 2 hari.
Tes konfirmasi dengan menggunakan Nitrazin test atau tes Lakmus. Merah menjadi biru

Preeklampsia

Tentiran Dr. Ahnaf kepala Puskesmas Ngesrep
Diagnosis Pre-eklampsia Berat didapatkan 2 dari
1. Tekanan darah >160/110 mmHg
2. Proteinuria +2
3. Ada tanda2 impending eklampsia (pusing, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, penurunan kesadaran)
Khusus tekanan darah lebih 160/110 sudah dapat didiagnosis preeklampsia

Pemberian MgSO4 dengan cara flushing
Pasang infus RL di loss klem. Trus suntik MGSO4 4gr selama 5 menit. Mengurangi rasa sakit, efek panas.

Catatan:
Kalau tidak ada tanda Tekanan darah tinggi maupun proteinuria. Kalau ada tanda impending eklampsia, lebih baik berikan MGSO4

Pemberian MGSO4:
1. Loading dose MGSO4 4gr IV bolus lambat 10-15 menit
2. Dilanjutkan maintenance dose 6gr dalam RL 500cc diberikan 28 tpm habis dalam 6 jam atau menggunakan syringe pump 1gr/jam

Yang perlu dibawa ketika merujuk pasien Pre-eklampsia
1. Pendamping Medis
2. MGSO4 2gr dalam spuit ketika eklampsia diberikan
3. Antidotum Ca Glukonas 0,1% 10 ml
4. Oksigen, RL

Rabu, 29 Juni 2016

Penataklaksanaan Eklampsia di Puskesmas

Eklampsia
Penatalaksanaan Eklampsia di Puskesmas

Eklampsia (ibu kejang klojotan)
1. Minta bantuan
2. Menjaga dari trauma (ABCD)
A: Airway (Jalan Nafas)
Bersihkan dan bebaskan jalan nafas (Suction/bersihkan lendir, Posisikan pasien ekstensi kepala, Lepaskan yang mengikat)
B: Breathing (Pernafasan)
Oksigen Masker 4-8 lpm
C: Circulation (Sirkulasi)
Pasang infus cairan Ringer Laktat atau Ringer Asetat
D: Drug (Obat)
MgSO4 40% 4gr bolus pelan (pelan-pelan selama 10 menit) dilarutkan dalam 10 ml Aquadest
MgSO4 40% drip 1 gr/jam (SP)
Obat antihipertensi
- Metildopa 500mg/8 jam
- Nifedipine 10 mg/8 jam

Setelah stabil
-Segera Rujuk
-Tetap Menjaga tanda vital

Selasa, 28 Juni 2016

Perdarahan antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi usia 20-37 minggu
1. Plasenta previa
Anamnesis
Perdarahan bisa banyak bisa sedikit, darah merah segar, tidak disadari, tidak nyeri.
Pemeriksaan fisik
KU: lemah, kesadaran bisa menurun
TV: Tekanan darah turun, Nadi tachicardia, RR, T
Status internus: konjungtiva anemis (+/+)
Status obstetricus:
Inspekulo
Fluor: Fluksus: (+) merah segar
Vulva, Urethra, Vaginal dbn
Portio: Berbenjol, Perdarahan keluar dari OUE
2. Solusio plasenta
Perdarahan sedikit darahnya kehitaman, nyeri perut
Pemeriksaan fisik
KU: lemah, kesadaran bisa menurun
Darah yang keluar tidak menunjukkan tingkat keparahan
Sedikit darah keluar namun bisa sampai syok ibunya
TV: Tekanan darah turun, Nadi tachicardia, RR, T
Status internus: konjungtiva anemis (+/+)
Inspekulo
Fluor: Fluksus: (+) merah kehitaman sedikit
Vulva, Urethra, Vaginal dbn
Portio: Berbenjol, Perdarahan keluar dari OUE

Ibu 25 tahun, hamil 27 minggu datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir banyak, warna merah segar.

yang pertama dilakukan adalah
1. Pasang infus RL 2 jalur
2. Stabilisasi
A Airway kepala ibu diekstensikan supaya jalan nafas terbuka berikan plabot infus di leher ibu.
B Breathing diberikan nasal kanul 3 lpm
C circulation diberikan infus
3. setelah stabil baru ibu dianamnesis

Manual plasenta

Manual plasenta merupakan prosedur pelepasan tali pusat dari tempat implantasinya di dinding uterus dan mengeluarkan dari tali pusat dengan tindakan invasif dengan memasukan tangan kedalam cavum uteri
Prosedur
1. Stabilisasi pasang infus RL/D5
2. Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan. (Jadi nanti saya akan memasukan tangan saya kedalam rahim ibu untuk mengambil sisa plasenta, namun tindakan ini agak kurang nyaman dan mengenakan apakah ibu bersedia untuk dilakukan manual plasenta? Semisalnya Iya, saya siapkan peralatan dan cuci tangan dulu bu)
3. Lakukan anastesi verbal atau per rektal 
4. Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi 
5. Kosongkan VU
6. Lakukan informed consent
7. berikan sedatif diazepam 10 mg IM/IV
8. Antibiotik dosis tunggal (Profilaksis) Ampisilin 2 g IV + metronidazole 500 mg IV atau Cefazolin 1 g IV + Metronidazol 500 mg IV
9. cuci tangan dan pakai sarung tangan panjang steril
10. Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan lantai
11. masukan tangan dalam posisi obstetri hand dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
12. tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga cavum uteri sedangkan tangan sebelah luar menahan fundus uteri, untuk mencegah inversio uteri menggunakan lateral jari tangan, disusuri dan dicari pinggir perlekatan (insersi) plasenta.
13. tangan obstetri hand dibuka seperti memberikan salam, lalu jari dirapatkan
14. tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
15. gerakan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke arah kranial hingga seluruh permukaan plasenta (Seperti membuka halaman buku).
16. Jika plasenta tidak dapat lepas dari permukaan uterus, kemungkinan plasenta akreta. Siapkan Laparotomi
17. Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
18. Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus saat plasenta dikeluarkan
19. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
20. Periksa plasenta lengkap atau tidak, ada hematom, ada infark. bila tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam cavum uteri.





Inti Manual Plasenta
1. Informed consent (Jadi plasenta ibu masih tertinggal/ ada yang tertinggal, maka diperlukan tindakan melahirkan plasenta ibu secara manual dengan cara memasukan tangan saya kedalam rahim ibu untuk mengambilnya dan mengeluarkannya, namun tindakan ini kurang mengenakan dan kurang nyaman apakah ibu bersedia? Jika ya, saya siap2 dan cuci tangan dulu--> 6 langkah cuci tangan)
2. Ibu dianastesi verbal atau perektal, atau Diazepam 10 mg IV
3. Antibiotik profilaksis Ampisilin 2g IV + Metronidazole 500 mg IV atau Cefazolin 2 gr IV + Metronidazole 500 mg IV
4. Klem tali pusat dan regangkan sejajar lantai
5. tangan kanan menyusuri tali pusat sampai ketemu plasenta didalam rahim dengan obstetri hand.
6. Obstetri hand dibuka seperti memberikan salam, lalu cari tempat perlekatan plasenta di dinding rahim mulai dari bawah sampai keatas, sedankgan tangan kiri menahan uterus agar tidak terjadi inversio uteri
7. lepaskan plasenta dari perlekatan yang dengan cara mengerakkan tangan kanan seperti membuka halaman buku
8. keluarkan plasenta dengan tangan kanan dan tangan kiri yang diluar ditaruh di suprasimfisis. 
9. Cek plasenta apakah lengkap/ tidak? lalu Eksplorasi rahim untuk mengetahui apakah ada sisa plasenta yang tersisa 

Sumber Lutan D, 1998. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC Manuaba IBG, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC Saifuddin, AB,dkk. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Sarwono Prawiroharjo www.edukia.com

Kamis, 23 Juni 2016

Syarat-syarat Versi Luar

1. Bagian terendah janin masih dapat didorong ke atas keluar pintu atas panggul (PAP)
2. Dinding perut ibu harus cukup tipis (ibu tidak gemuk) dan rileks, agar penolong dapat memegang bagian-bagian janin
3. Janin harus dapat lahir Pervaginam
4. Selaput ketuban harus masih utuh
5. Pada ibu yang inpartu pembukaan serviks kurang dari 4 cm atau pembukaan lengkap
6. Saat mengerjakan versi luar dalam kehamilan (sebelum inpartu)
-Pada primigravida umur kehamilannya
34-36 minggu
-multigravida dapat pada umur kehamilan lebih dari 38 minggu

Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat)

Keganasan Serviks akibat seks bebas, pencuci vagina
Ca Cervix dari usia 45 tahun jadi 35 tahun
Perjalanan penyakit 3-10 tahun
Faktor makanan (Plastik Gurih, Gula Jawa dikasih pemutih, ayam dikasih Betadine)
Screening Ca yang bisa
1. Ca Serviks--> Paling Banyak
2. Ca Mammae

Pap Smear perlu biaya, Dokter PA, dan biaya
IVA pemeriksaan gampang, interpretasinya sulit

Syarat Pap Smear
1. Seminggu Mens terakhir
2. Habis hubungan 2 hari

Syarat IVA
1. Kapanpun bisa
2. Habis hubungan bisa

Siapa yang di-screening?
Pasien sudah 3 tahun kontak seksual

Alat dan Bahan
1. Meja Periksa
2. Sumber cahaya (lampu biasa 100W/halogen 50W)
3. Spekulum cocor bebek (Cusco or Graves)
4. Rak/Wadah Peralatan
5. Kapas Lidi Besar
6. Sarung tangan
7. Asam Asetat 3-5% dengan Cuka diksi dicairkan perbandingan 1:4
8. Larutan Klorin 0,5% untuk Dekontaminasi
9. Formulir untuk mencatat temuan

Kita harus mengenali sambungan skuamokolumner (SSK)
Basahi serviks dengan kapas lidi yang sudah dicelupkan pada asam asetat 3-5% selama 1 menit
Lalu Interpretasi
1. Hasil IVA (+) --> didapatkan lesi acetowhite yang berawal dari SSK
2. Hasil IVA (-)
3. Curiga keganasan

Pada wanita menopause Tes IVA tidak dilakukan karena SSK tidak kelihatan lagi

Senin, 20 Juni 2016

Laporan Jaga Selasa 22 Juni 2016: CPD, Hidrocephalus, Ukuran panggul dalam, Partus Tidak Maju, Partus macet, Inersia Uteri

Cephalo pelvic Disporpotion (CPD) ketidaksesuaian ukuran kepala janin dengan ukuran jalan lahir ibu.

Kepala Janin besar bisa akibat
1. Hidrocephalus--> dapat dikurangi diameter kepala dengan menusuk kepala agar cairan LCS keluar sehingga dapat dilahirkan Pervaginam (bila kita ada di sarana kesehatan yang tidak bisa SC dan tidak bisa merujuk dengan cepat)
2. Bayi Besar (>=4000 gr)

Ukuran BPD normal 9,5 cm kalau sampe 13 cm melewati diameter transversal panggul 12-12,5 cm maka tidak dapat dilahirkan secara pervaginam.

Ukuran Pintu panggul Atas dikatakan sempit bila
1. Promontorium menonjol
2. Linea inominata teraba >1/3 bagian

Pintu panggul tengah
1. Dinding pelvis sejajar kanan dan kiri
2. Spina ischiadica menonjol
3. Sakrum menonjol ke anterior

Pintu bawah panggul
1. Os cocygeus kaku
2. Arcus Pubis <90 derajat
Tanda CPD moulase (+)
Komplikasi CPD bisa Fetal distress--> Akhiri persalinan secepatnya
Pada Kala 2 terjadi partus macet dapat diakhiri dengan Terminasi
1. Pervaginam dengan peringan kala 2 dengan ekstraksi vakum dan Forceps (lebih cepat 15 menit lahir)
Bila syarat pervaginam masuk yaitu Pembukaan lengkap, bagian kepala udah masuk Hodge 3+, KK sudah pecah atau dipecah
2. Perabdominal, SCTP cito bila syarat Pervaginam tidak terpenuhi (30 menit paling cepat)
Bila terjadi partus tidak maju tindakan pengakhiran persalinan Dengan SCTP

Bila inersia Uteri maka diberikan perbaikan his
1. Medikamentosa Oksitosin 5IU IV
2. Mekanik Amniotomi

Partus tidak maju adalah tidak adanya kemajuan persalinan pada Kala 1 dalam hal Pembukaan serviks, penurunan kepala, putaran Paksi dalam dengan syarat his adekuat

Partus macet adalah tidak adanya kemajuan persalinan pada Kala 2 dalam hal penurunan kepala, putaran paksi dalam dengan syarat his adekuat

Inersia Uteri adalah adanya kemunduran his dalam hal frekuensi dan durasi terjadinya his

Inersia Uteri dibagi 2 yaitu
1. Inersia Uteri primer
His tidak adekuat sejak inpartu kala 1 fase laten (sebelum pembukaan 4)
2. Inersia uteri sekunder
His sebelumnya adekuat tapi pada inpartu kala 1 fase aktif mengalami kemunduran dalam hal frekuensi dan durasi

Growing Good Our Inside Out: Emosi positif memaksimalkan otak

Nih Videonya ditonton ya guys

Growing Good Our Inside out: Happiness Paradox

Nonton video ini ya guys semoga bisa memberikan titik terang. Kapan sih kebahagiaan itu muncul?

Neoplasma Ovarii Kistik

Skor HOGI untuk menilai NOK curiga ganas atau jinak dinilai dari
1. Penurunan BB
2. Ascites
3. Neovaskularisasi
4. Ada Bagian Padat
5. Kadar Ca-125 >= 35mg

Dari Anamnesis --> Penurunan BB
Dari PF --> bagian padat, Ascites
USG --> Neovaskularisasi dan bagian padat

SKOR TIAP POIN 0-2

Dikatakan curiga ganas bila Skor >= 6

Anamnesis
Keluhan biasanya perut membesar
Sejak kapan?
Membesar perlahan2 atau cepat?
Apakah disertai nyeri perut? Nyeri perut seperti apa? Apakah dipengaruhi mens?
Siklus haid apakah lancar atau tidak( mengalami perubahan)?
Apakah ada mual muntah?
Apa ada gejala sesak nafas, sulit BAB dan BAK?
Perut terasa penuh dan kembung?
Riwayat penggunaan obat penyubur? Obat hormonal?
Riw keganasan pada keluarga?
Pemeriksaan fisik
KU: Lemah, kesakitan
TV: TD, RR, N, suhu mungkin dbn/abnormal
Status internus
Konjungtiva mata anemis
Paru: Auskultasi normal selama tidak ada metastasis
Abdomen: Inspeksi: tampak membuncit
Aus: BU normal
Palpasi: Nyeri tekan (+)
Perkusi: Pekak sisi meningkat (+) Pekak alih (+) bila ada ascites, indikasi (+)
Pembesaran nnll. Inguinales
Status Obstetricus
Inspekulo/VT
Fluor(-) Fluksus (-)
Vulva, urethra, vagina dbn
Vagina: Benjolan(-), hiperemis(-)
Portio: konsistensi, permukaan licin, rata atau berbenjol, rapuh, mudah berdarah, ukuran portio, slinger pain
Adneksa kanan/kiri: biasanya kalau sudah besar teraba massa sebesar ...
(Bisa sebesar telur ayam, bebek, tinju dewasa, kepala bayi, hamil 7bulan, hamil 9bulan)
Culdesac/Cavum douglassi: menonjol bila ada ascites

Pemeriksaan Penunjang
USG
CA-125 >= 35 mg curiga ganas

Penatalaksanaan
Bila masih kecil, konservatif dulu ditunggu menghilang bila usia juga usia produktif

Curiga ganas--> Laparotomi dengan  BSO+FS bila jinak maka langsung BSO
Bila ganas--> dilakukan terapi kemoradiasi


Apa Gaya PDKTmu menurut Gol Darah