Selasa, 30 Agustus 2016

IKM

Masalah adalah kesenjangan antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkan dan menimbulkan rasa tidak puas serta berkeinginan untuk memecahkannya.
PMPK (Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan) adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metoda tertentu untuk menentukan urutan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan berbagai metoda.
Istilah dalam PMPK
Kriteria:
Adalah faktor-faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya suatu nilai permasalahan sehingga masalah satu dengan yang lainnya dapat dibedakan.
Skor:
Adalah pemberian nilai terhadap masalah
Bobot:
Adalah derajat kepentingan dari tiap kriteria

4 kelompok kriteria Hanlon Kuantitatif
1. Kelompok Kriteria A: Besarnya Masalah
2. Kelompok Kriteria B: Kegawatan Masalah
3. Kelompok Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
4. Kelompok Kriteria D: PEARL Faktor

Kriteria A: Besarnya Masalah
Besar masalah kesehatan diukur dari besarnya penduduk yang terkena efek langsung [incidence, prevalence]

Pencapaian
A 65%
B 55%
C
C
D
E
F


Rabu, 03 Agustus 2016

BSO Capsule


Capsule (Kapsul)

Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

Cangkang dibuat dari

  1. Gelatin
  2. Pati
  3. Bahan lain yang cocok

Ada buku lain yang menyebutkan bahwa cangkang capsul dapat dibuat 2 macam bahan yaituu:

  1. Capsulae amylaceae, dibuat dari amylum
  2. Capsulae gelatinosae, dibuat dari gelatin
    1. Caps gelatin yang lunak (soft caps)
    2. Caps Operculatae (hard caps)

Pemilihan BSO kapsul

Obat diberikan dalam bentuk kapsul dengan maksud:

  1. Untuk menutupi rasa dan bau obat tidak enak
  2. Untuk memberikan obat dengan dosis yang tepat dan teliti
  3. Obatnya dikehendaki bekerja di usus, tetapi dalam hal ini kapsulnya harus dibuat dengan salut enterik. Selain itu enterik kapsul dikehendaki bekerja di usus, maka kapsulnya dibuat keras dengan larutan formalin 10%. Bila kapsulnya supaya tidak tembus getah lambung maka kapsulnya dilapisi dengan keratin.

Keuntungan

  1. Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya, mudah dibuat, baik untuk peracikan resep maupun dalam perdagangan
  2. Dalam penyusunan resep, dokter dapat menulis obat dengan leluasa dan dengan dosis yang tepat untuk masing-masing penderita. Hal ini yang membuat kapsul lebih menguntungkan dibandingkan tablet
  3. Selain itu, ada penderita yang merasa lebih mudah minum obat dalam bentuk kapsul daripada tablet

Hal tersebut diatas antara lain yang mendorong pabrik farmasi memasarkan produk dalam bentuk kapsul, meskipun produk itu sebetulnya diproduksi dalam bentuk tablet.

Kosistensi obat yang dimasukkan kapsul dapat berupa serbuk, zat cair, granul

Contoh:

Yang berupa serbuk: erytrocin caps, incidal caps, kemicetin caps

Yang berupa cairan: oleum chenopodii

Yang berupa granul: eryc caps, excelase caps

Hard caps: librium, terramycin, juvelon, warna hard caps, bermacam-macam

Soft caps: Natur E 100, Supertetra, Levertran caps, warna soft caps, bermacam-macam

Ukuran capsul

Dinyatakan dengan nomor. Kapsul yang paling besar nomor (000) biasanya untuk hewan. Kapasitas kapsul kira-kira 30 mg-600mg dan tergantung berat jenis serbuknya, biasanya kapasitas kapsul dinyatakan dalam grain (gr).

Pembuatan

  1. Bila obat-obatnya berupa serbuk, maka setelah obat-obatnya dan bahan tambahan/pengisi dicampur dan diserbukkan (cara seperti pada pembuatan serbuk), lalu dibagi-bagi, sama banyak
  2. Kemudian dimasukkan ke dalam kapsul. Pilih kapsul yang sesuai dengan volume serbuknya. Bila setelah obat dimasukkan ke dalam kapsul, dan ternyata ada serbuk yang melekat pada kapsul, maka kapsul tersebut dibersihkam dengan kapas atau kertas tissue.

Penyimpanan

Kapsul disimpan di tempat yang sejuk, kering, tertutup rapat dan diberi zat pengering. Bila kapsul disimpan ditempat yang kelembapannya rendah, maka kapsul akan rapuh. Bila disimpan di tempat yang kelembapannya tinggi, maka kapsul akan lembek (saling melekat). Bila disimpan di tempat yang suhunya tinggi akan mempengaruhi kualitas kapsulnya

Rangkuman

Bentuk sediaan obat kapsul dimaksudkan untuk obat-obat yang rasa atau baunya tidak enak. Dalam perdagangan, ada beberapa macam ukuran kapsul dengan kapasitas 30 mg sampai 600 mg. Penyimpanan membutuhkan Ketelitian.

Penulisan Resep, Resep Rasional, Golongan Obat, Jenis Obat


Tata cara penulisan resep

  1. Nama, alamat, dan nomor Surat Izin Praktek Dokter
  2. Tanggal penulisan resep
  3. Nama setiap obat/ komponen obat
  4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat
  5. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
  6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum

4 bagian resep

  1. Inscriptio
    Bahasa latin yang artinya alamat, isinya identitas dokter (Nama, No. Surat izin praktek, Alamat), tempat dan tanggal penulisan resep, serta tanda R/ sebelah kiri (pembuka resep atau invocatio).
  2. Praescriptio
    Bahasa latin yang artinya perintah atau pesanan atau merupakan inti resep, ialah bagian resep yang pokok, terdiri dari nama obat, BSO, dan dosis obat.
  3. Signatura
    Bahasa latin yang artinya tanda, ialah tanda yang harus ditulis di etiket obatnya, terdiri dari nama penderita dan petunjuk mengenai obatnya. (Biasanya cara pemakaiannya).
  4. Subscriptio
    Bahasa latin yang artinya tanda tangan dan paraf

     
  5. Resep yang benar/rasional
    Resep yang tepat, aman, dan rasional adalah resep yang memenuhi 6 (enam) tepat, sebagai berikut:

  1. Tepat Obat
  2. Tepat Dosis
  3. Tepat bentuk sediaan obat
  4. Tepat cara pemberian
  5. Tepat waktu pemberian
  6. Tepat penderita

Pengertian obat dan dosis dalam resep

Obat dibedakan menjadi 4 golongan menurut peraturan perundang-undangan:

  1. Golongan obat narkotika. Contoh: morfin, codein
  2. Golongan obat keras:
    1. Obat Keras Tertentu (OKT)                  contoh: diazepam
    2. Obat Keras                                              contoh: antibiotika
    3. Obat Keras Wajib Apotek (OWA)       contoh: oral kontrasepsi
  3. Golongan obat bebas terbatas                       contoh: antibiotika
  4. Golongan obat bebas                                       contoh: Vit. C tablet

Obat golongan narkotika harus dengan resep dokter, untuk morfin dan pethidin harus ditandatangani dokter, sedang untuk yang lain misalnya codein cukup paraf saja. Obat lain yang harus dengan resep dokter adalah golongan obat keras dan obat keras tertentu, sedang OWA, obat bebas terbatas, dan obat bebas bisa diperoleh tanpa resep dokter. OWA hanya dapat dibeli di apotek, sedangkan obat bebas lainnya, selain dapat dibeli di apotek, juga dapat dibeli di toko obat berijin.

Fungsi obat dibagi menjadi 4 yaitu

  1. Remedia cardinale adalah obat yang berfungsi untuk menyembuhkan penyebab terjadinya sakit. Obat ini disebut sebagai obat pokok/utama. Contoh: Antibiotik untuk menyembuhkan penyakit infeksi, INH untuk penyebab TBC, Chloroquin, untuk penyakit malaria.
  2. Remedia Adjuvantia adalah obat tambahan yang membantu untuk kesembuhan, biasanya termasuk obat-obat simtomatik. Misalnya antipiretik (parasetamol) menghilangkan gejala panas yang akan menganggu penderita, antalgin untuk pusing, lasix untuk oedem (penyakit jantung)
  3. Remedia Corrigensia (RC) adalah obat yang berfungsi untuk memperbaiki obat yang diberikan. Ada 4 macam:
    1. R.C. Actionis adalah memperbaiki kerja R. Cardinale
    2. R.C. Saporis adalah memberikan rasa manis pada R. Cardinale
    3. R.C. Odoris adalah memperbaiki bau R. Cardinale
    4. R.C. Coloris adalah memberikan warna pada R. Cardinale
  4. Remedia Constituen adalah obat yang berfungsi sebagai zat pengisi, pelarut (Vehiculum)

Penentuan Bentuk Sediaan Obat


  1. Faktor Penyakit

  1. Memperhatikan berat-ringannya penyakit.
    Bila keadaan penyakitnya berat/akut, perlu pengobatan/efek obat yang cepat, maka BSO pilihannya adalah injeksi. Bila keadaan penyakit ringan/kronis bisa memilih BSO per oral misalnya tablet, kapsul, sirup dan lain-lain
  2. Memperhatikan lokasi penyakit
    Untuk pengobatan lokal, BSO yang dipillih tergantung lokasi penyakitnya. Misalnya lokasi penyakit kulit, BSO dipilih salep bila lokasi penyakitnya di anus, BSO Suppositoria

  1. Faktor penderita

  1. Memperhatikan umur penderita:
    Untuk bayi, dipilih bentuk: tetes
  2. Memperhatikan keadaan penderita
    Penderita tidak sadar, muntah, habis operasi atau penderita tidak bisa minum obat, maka dipilih BSO, Supp atau injeksi (BSO yang bukan per oral).
  3. Memperhatikan keadaan sosial ekonomi
    Penderita yang kurang mampu sebaiknya bentuk puyer, jangan sirup yang harganya relatif lebih mahal.

  1. Faktor Obat

  1. Obat-obat rasa tidak enak (pahit), dipilih BSO kapsul atau emulsi
  2. Obat-obat yang sangat merangsang lambung/rusak oleh asam lambung atau enzim pencernaan, dipilih BSO yang bukan per oral ialah suppositoria/injeksi dan lainnya.
    Contoh:
    Penderita: Anak tidak sadar
    Penyakit: infeksi saluran nafas, akan diberikan
    Obat: amoksisilin
    Jawaban bentuk sediaan injeksi

  1. Bioavailabilitas
    Kinetik dan perbandingan kadar zat aktif yang mencapai peredaran darah terhadap jumlah obat yang diberikan.

    Lansia berikan sediaan Capsule karena dosis dapat disesuaikan dengan lansia

Farmasi: Definisi Dosis, Penggunaan obat

Definisi

  1. Dosis Lazim adalah dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan dan tertera di farmakope.

  2. Dosis Terapi adalah dosis yang digunakan dalam terapi (dokter yang menentukan)

  3. Dosis Maksimal adalah Dosis/takaran maksimum/terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya.

  4. Dosis rangkap adalah Apabila ada 2 (dua) atau lebih obat yang kerjanya analog dan diberikan bersamaan, maka dihitung sebagai dosis rangkapnya

  5. Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada penderita.

  6. Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
a. LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
b. LD 100  : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.

  1. Dosis Tunggal (Single Dose) adalah dosis obat yang diberikan hanya satu kali saja untuk menyembuhkan penyakit

  2. Dosis Awal (Initial dose/Loading Dose) adalah dosis yang diberikan pada awal terapi agar kadar obat mencapai kadar terapi minimal.

  3. Dosis pemeliharaan (Maintenance dose) adalah dosis obat yang diberikan untuk mempertahankan obat dalam jendela terapi.

Penggunaan obat Batuk pada
a. Usia <6tahun (menggunakan Mukolitik)
b. Usia >6tahun (menggunakan ekspektoran bila anak sudah dapat mengeluarkan dahaknya sendiri)

Pengunaan obat paracetamol untuk antipiretik pada anak bila suhu anak sudah mencapai >=38,5C
Penggunaan obat paracetamol sebagai analgetik hanya diperbolehkan pada ibu menyusui dan ibu hamil dan dosisnya harus dinaikkan lebih tinggi dibandingkan dosis antipiretik soalnya efek analgetik paracetamol lebih lemah dari antipiretik.

Bentuk Sediaan Obat
1. Padat
2. semi padat
3. Cair

1. Padat
a. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Fl.Ed. IV).
Zat tambahan yang digunakan sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok.
    Tipe tablet
    1. Compressed Tablet (CT)
        1.1 Sugar Coated Tablets (SCT)
        1.2 Film Coated Tablets (FCT)
        1.3 Enteric Coated Tablets (ECT)
        1.4 Multiple Compressed Tablets
              1.4.1 Layered Tablets (Tablet Berlapis)
Tablet ini dibuat dengan mencetak, mula-mula dicetak tablet lalu ditambah granul tablet di atas tablet yang sudah dicetak tadi, demikian diulang-ulang, sehingga menghasilkan tablet yang berlapis-lapis Contoh: Decolgen, Neozep, Flugan
            1.4.2 Press Coated Tablets
Mula-mula dicetak tablet kecil, lalu tablet tersebut dimasukkan ke mesin tablet khusus dan mencetak lapisan granulasi tablet sekeliling tablet yang dicetak mula-mula. Gambar V.6 dengan cara ini dapat dibuat tablet yang obat-obatnya tidak dapat dicamput, yaitu dengan memisahkan masing-masing obat dengan salut enterik. Contoh : Mexaform
         1.5 Prolonged-Action Tablets
Tablet yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat melepaskan zat berkhasiat untuk pengobatan dalam periode tertentu. Biasanya untuk dosis berganda. Dosis pertama diatur seperti tablet biasa sedang dosis selanjutnya dibedakan sebagai berikut:
         1.5.1 Delayed Action Tablets
Tablet yang kerjanya ditangguhkan karena terlepasnya zat berkhasiat dicegah dalam selang waktu setelah pemberian atau sampai kondisi fisiologis tertentu.
         1.5.2 Repeat Action Tablets
Tablet yang kegiatannya berulang, yang secara periodik melepaskan dosis tertentu dari zat berkhasiat ke lambung dan usus
        1.5.3 Extended Release Tablets
Tablet yang kerjanya diperpanjang, yang secara kontinu melepaskan zat berkhasiat ke lambung dan usus
contoh: Avil Retard, Ronicol Timespan, Quibron T/SR
       1.6 Effervescent Tablets
Tablet ini diberi zat tambahan Na .Bicarbonat dan asam organik seperti asam sitrat atau asam tartat. cara pemakaiannya dengan melarutkan tablet ke dalam air (air gula) maka akan keluar gas karbondioksida. Effervescent tablets ini ada kaitannya dengan bentuk sediaan cair Netralisasi dan saturasi.
Contoh: Calcium D redoxon, Calcium Sandoz Forte, Supradyn
       1.7 Tableted Suppositories
merupakan suatu vagina tablet. dalam etiket harus dicantumkan cara pemakaiannya.
contoh: canesten vaginal tab, Flagystatin
Gunakan pada malam hari dan menggunakan aplicator jadi tambahkan di resep cum Aplicator
       1.8 Buccal& Sublingual tablets
buccal tablets adalah tablet yang digunakan dengan cara menyisipkan di sekitar selaput lendir pipi, akan melarut perlahan-lahan di mulut.
Contoh: Sandopart Buccal tab
Sublingual tablet
tablet sublingual adalah tablet yang digunakan dengan cara meletakkan dibawah lidah, melarut dengan cepat dan zat berkhasiatnya dengan mudah diserap
contoh: cedocard sublingual tab, isorbid tab
2.2. Molded Tablets (Tablets triturates)
Tablet Triturates biasanya mudah pecah dan segera larut. Tablet ini disiapkan bila dokter menghendaki dalam resepnya. Masalahnya kesulitan menemukan bahan pelicin yang larut sempurna dalam air.
2.2.1 Dispensing tablets
tablet yang menyediakan sejumlah obat yang tepat yang dapat mudah dicamputkan dalam serbuk atau cairan. Hal ini untuk menghindari keperluan menimbang obat dalam jumlah kecil.
Tablet diberikan kepada penderita setelah diracik. Bila diracik dengan serbuk nanti akan merupakan BSO serbuk. sedangkan bila diracik dengan zat cair akan merupakan BSO larutan. Tablet tipe semacam ini tidak pernah diberikan penderita dalam bentuk aslinya, kecuali dokter yang menghendaki.
Contoh: Catalin Solution Tab.
2.2.2 Hypodermic tablet
Tablet ini mudah larut dan digunakan sebagai larutan injeksi tetapi dengan cara inin diragukan kesterilannya
2.3 Lain-lain
2.3.1 Lozenges
Lozenges adalah tablet yang rasanya manis dan baunya enak dan melarut perlahan -lahan di mulut. hampir identik dengan buccal tablet.
Contoh: F.G. Troche, Kalmycin, Efisol
2.3.2 Pastilles
Pastilles adalah suatu lozenges yang berbeda zat tambahan yang digunakan. disini zat tambahan berupa glycerin dan gelatin yang kemudian ditambah gula. selain itu dapat diberikan zat warna
Contoh: Valda pastilles ada yang merah atau hijau
2.3.3 Tablet kunyah
tablet kunyah yaitu tablet yang cara pemakaiannya sebelum ditelan dikunyah lebih dahulu.
Contohnya: Erythrocin dulcet, Mylanta.
Fungsi dibuat tablet kunyah adalah
b. Kaplet adalah tablet yang bentuknya seperti kapsul agar mengurangi gesekan dengan lambung atau usus (sifat iritasinya)
Kapsul
Kapsul 1 grain=65 mg
Pengunaan codein farmakope II Codein HCl 1mg/th

BSO Cair

  1. Solutiones (Larutan)
    Adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Bentuk larutan dimaksudkan untuk membuat sediaan yang mengandung bahan yang larut didalam pembawanya.
    Keuntungan

  1. Konsentrasi obat dalam takaran tertentu dapat tepat karena larutan homogen.
  2. Setelah diminum obat tidak memerlukan waktu untuk melarut, sehingga dapat bekerja segera
  3. Kejernihan larutan dapat memberikan kesan yang menyenangkan

Kerugian

  1. Rasa obat dalam larutan lebih jelas
  2. Tidak praktis bila dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, misalnya: pulveres, tablet, kapsul
  3. Kemungkinan terjadinya reaksi kimia dan bentuk larutan dimana air sebagai katalisator

  1. Sirupi (Sirop)
    Adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung saccharosa. (64-66%) +65%
  2. Elixira(Eliksir)
    Adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, zat pengawet serta digunakan sebagai obat dalam. Pelarut utamanya etanol bisa sampai 30% hati-hati pemberian pada lansia dan anak-anak. Pemanisnya gula hati-hati penderita DM
  3. Guttae (Obat tetes) sebagai obat dalam dan obat luar

Rumus menghitung dosis maksimum pada anak-anak
1. Rumus Young
(Umur/umur+12)xdosis dewasa
2. Rumus Dilling (Bila umur >=8 tahun)
(Umur/20)xdosis dewasa

Dextamine= Dexchlotpheniramine maleat
Betasone N=

Rumus DM1x anak= (umur/umur+12)xdosis maksimal 1x dewasa
Rumus DM sehari anak= (umur/umur+12)x dosis maksimal sehari dewasa
lalu dibandingkan dengan DL/DM kalau bisa Persentase dibawah atau sama dengan DM. jika lebih dari dosis maksimal gunakan dosis maksimal????