Rabu, 29 Juni 2016
Penataklaksanaan Eklampsia di Puskesmas
Penatalaksanaan Eklampsia di Puskesmas
Eklampsia (ibu kejang klojotan)
1. Minta bantuan
2. Menjaga dari trauma (ABCD)
A: Airway (Jalan Nafas)
Bersihkan dan bebaskan jalan nafas (Suction/bersihkan lendir, Posisikan pasien ekstensi kepala, Lepaskan yang mengikat)
B: Breathing (Pernafasan)
Oksigen Masker 4-8 lpm
C: Circulation (Sirkulasi)
Pasang infus cairan Ringer Laktat atau Ringer Asetat
D: Drug (Obat)
MgSO4 40% 4gr bolus pelan (pelan-pelan selama 10 menit) dilarutkan dalam 10 ml Aquadest
MgSO4 40% drip 1 gr/jam (SP)
Obat antihipertensi
- Metildopa 500mg/8 jam
- Nifedipine 10 mg/8 jam
Setelah stabil
-Segera Rujuk
-Tetap Menjaga tanda vital
Selasa, 28 Juni 2016
Perdarahan antepartum
1. Plasenta previa
Anamnesis
Perdarahan bisa banyak bisa sedikit, darah merah segar, tidak disadari, tidak nyeri.
Pemeriksaan fisik
KU: lemah, kesadaran bisa menurun
TV: Tekanan darah turun, Nadi tachicardia, RR, T
Status internus: konjungtiva anemis (+/+)
Status obstetricus:
Inspekulo
Fluor: Fluksus: (+) merah segar
Vulva, Urethra, Vaginal dbn
Portio: Berbenjol, Perdarahan keluar dari OUE
2. Solusio plasenta
Perdarahan sedikit darahnya kehitaman, nyeri perut
Pemeriksaan fisik
KU: lemah, kesadaran bisa menurun
Darah yang keluar tidak menunjukkan tingkat keparahan
Sedikit darah keluar namun bisa sampai syok ibunya
TV: Tekanan darah turun, Nadi tachicardia, RR, T
Status internus: konjungtiva anemis (+/+)
Inspekulo
Fluor: Fluksus: (+) merah kehitaman sedikit
Vulva, Urethra, Vaginal dbn
Portio: Berbenjol, Perdarahan keluar dari OUE
Ibu 25 tahun, hamil 27 minggu datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir banyak, warna merah segar.
yang pertama dilakukan adalah
1. Pasang infus RL 2 jalur
2. Stabilisasi
A Airway kepala ibu diekstensikan supaya jalan nafas terbuka berikan plabot infus di leher ibu.
B Breathing diberikan nasal kanul 3 lpm
C circulation diberikan infus
3. setelah stabil baru ibu dianamnesis
Manual plasenta
Prosedur
1. Stabilisasi pasang infus RL/D5
2. Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan. (Jadi nanti saya akan memasukan tangan saya kedalam rahim ibu untuk mengambil sisa plasenta, namun tindakan ini agak kurang nyaman dan mengenakan apakah ibu bersedia untuk dilakukan manual plasenta? Semisalnya Iya, saya siapkan peralatan dan cuci tangan dulu bu)
3. Lakukan anastesi verbal atau per rektal
4. Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi
5. Kosongkan VU
6. Lakukan informed consent
7. berikan sedatif diazepam 10 mg IM/IV
8. Antibiotik dosis tunggal (Profilaksis) Ampisilin 2 g IV + metronidazole 500 mg IV atau Cefazolin 1 g IV + Metronidazol 500 mg IV
9. cuci tangan dan pakai sarung tangan panjang steril
10. Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan lantai
11. masukan tangan dalam posisi obstetri hand dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
12. tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga cavum uteri sedangkan tangan sebelah luar menahan fundus uteri, untuk mencegah inversio uteri menggunakan lateral jari tangan, disusuri dan dicari pinggir perlekatan (insersi) plasenta.
13. tangan obstetri hand dibuka seperti memberikan salam, lalu jari dirapatkan
14. tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
15. gerakan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke arah kranial hingga seluruh permukaan plasenta (Seperti membuka halaman buku).
16. Jika plasenta tidak dapat lepas dari permukaan uterus, kemungkinan plasenta akreta. Siapkan Laparotomi
17. Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
18. Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus saat plasenta dikeluarkan
19. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
20. Periksa plasenta lengkap atau tidak, ada hematom, ada infark. bila tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam cavum uteri.
Inti Manual Plasenta
1. Informed consent (Jadi plasenta ibu masih tertinggal/ ada yang tertinggal, maka diperlukan tindakan melahirkan plasenta ibu secara manual dengan cara memasukan tangan saya kedalam rahim ibu untuk mengambilnya dan mengeluarkannya, namun tindakan ini kurang mengenakan dan kurang nyaman apakah ibu bersedia? Jika ya, saya siap2 dan cuci tangan dulu--> 6 langkah cuci tangan)
2. Ibu dianastesi verbal atau perektal, atau Diazepam 10 mg IV
3. Antibiotik profilaksis Ampisilin 2g IV + Metronidazole 500 mg IV atau Cefazolin 2 gr IV + Metronidazole 500 mg IV
4. Klem tali pusat dan regangkan sejajar lantai
5. tangan kanan menyusuri tali pusat sampai ketemu plasenta didalam rahim dengan obstetri hand.
6. Obstetri hand dibuka seperti memberikan salam, lalu cari tempat perlekatan plasenta di dinding rahim mulai dari bawah sampai keatas, sedankgan tangan kiri menahan uterus agar tidak terjadi inversio uteri
7. lepaskan plasenta dari perlekatan yang dengan cara mengerakkan tangan kanan seperti membuka halaman buku
8. keluarkan plasenta dengan tangan kanan dan tangan kiri yang diluar ditaruh di suprasimfisis.
9. Cek plasenta apakah lengkap/ tidak? lalu Eksplorasi rahim untuk mengetahui apakah ada sisa plasenta yang tersisa
Kamis, 23 Juni 2016
Syarat-syarat Versi Luar
1. Bagian terendah janin masih dapat didorong ke atas keluar pintu atas panggul (PAP)
2. Dinding perut ibu harus cukup tipis (ibu tidak gemuk) dan rileks, agar penolong dapat memegang bagian-bagian janin
3. Janin harus dapat lahir Pervaginam
4. Selaput ketuban harus masih utuh
5. Pada ibu yang inpartu pembukaan serviks kurang dari 4 cm atau pembukaan lengkap
6. Saat mengerjakan versi luar dalam kehamilan (sebelum inpartu)
-Pada primigravida umur kehamilannya
34-36 minggu
-multigravida dapat pada umur kehamilan lebih dari 38 minggu
Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat)
Keganasan Serviks akibat seks bebas, pencuci vagina
Ca Cervix dari usia 45 tahun jadi 35 tahun
Perjalanan penyakit 3-10 tahun
Faktor makanan (Plastik Gurih, Gula Jawa dikasih pemutih, ayam dikasih Betadine)
Screening Ca yang bisa
1. Ca Serviks--> Paling Banyak
2. Ca Mammae
Pap Smear perlu biaya, Dokter PA, dan biaya
IVA pemeriksaan gampang, interpretasinya sulit
Syarat Pap Smear
1. Seminggu Mens terakhir
2. Habis hubungan 2 hari
Syarat IVA
1. Kapanpun bisa
2. Habis hubungan bisa
Siapa yang di-screening?
Pasien sudah 3 tahun kontak seksual
Alat dan Bahan
1. Meja Periksa
2. Sumber cahaya (lampu biasa 100W/halogen 50W)
3. Spekulum cocor bebek (Cusco or Graves)
4. Rak/Wadah Peralatan
5. Kapas Lidi Besar
6. Sarung tangan
7. Asam Asetat 3-5% dengan Cuka diksi dicairkan perbandingan 1:4
8. Larutan Klorin 0,5% untuk Dekontaminasi
9. Formulir untuk mencatat temuan
Kita harus mengenali sambungan skuamokolumner (SSK)
Basahi serviks dengan kapas lidi yang sudah dicelupkan pada asam asetat 3-5% selama 1 menit
Lalu Interpretasi
1. Hasil IVA (+) --> didapatkan lesi acetowhite yang berawal dari SSK
2. Hasil IVA (-)
3. Curiga keganasan
Pada wanita menopause Tes IVA tidak dilakukan karena SSK tidak kelihatan lagi
Senin, 20 Juni 2016
Laporan Jaga Selasa 22 Juni 2016: CPD, Hidrocephalus, Ukuran panggul dalam, Partus Tidak Maju, Partus macet, Inersia Uteri
Cephalo pelvic Disporpotion (CPD) ketidaksesuaian ukuran kepala janin dengan ukuran jalan lahir ibu.
Kepala Janin besar bisa akibat
1. Hidrocephalus--> dapat dikurangi diameter kepala dengan menusuk kepala agar cairan LCS keluar sehingga dapat dilahirkan Pervaginam (bila kita ada di sarana kesehatan yang tidak bisa SC dan tidak bisa merujuk dengan cepat)
2. Bayi Besar (>=4000 gr)
Ukuran BPD normal 9,5 cm kalau sampe 13 cm melewati diameter transversal panggul 12-12,5 cm maka tidak dapat dilahirkan secara pervaginam.
Ukuran Pintu panggul Atas dikatakan sempit bila
1. Promontorium menonjol
2. Linea inominata teraba >1/3 bagian
Pintu panggul tengah
1. Dinding pelvis sejajar kanan dan kiri
2. Spina ischiadica menonjol
3. Sakrum menonjol ke anterior
Pintu bawah panggul
1. Os cocygeus kaku
2. Arcus Pubis <90 derajat
Tanda CPD moulase (+)
Komplikasi CPD bisa Fetal distress--> Akhiri persalinan secepatnya
Pada Kala 2 terjadi partus macet dapat diakhiri dengan Terminasi
1. Pervaginam dengan peringan kala 2 dengan ekstraksi vakum dan Forceps (lebih cepat 15 menit lahir)
Bila syarat pervaginam masuk yaitu Pembukaan lengkap, bagian kepala udah masuk Hodge 3+, KK sudah pecah atau dipecah
2. Perabdominal, SCTP cito bila syarat Pervaginam tidak terpenuhi (30 menit paling cepat)
Bila terjadi partus tidak maju tindakan pengakhiran persalinan Dengan SCTP
Bila inersia Uteri maka diberikan perbaikan his
1. Medikamentosa Oksitosin 5IU IV
2. Mekanik Amniotomi
Partus tidak maju adalah tidak adanya kemajuan persalinan pada Kala 1 dalam hal Pembukaan serviks, penurunan kepala, putaran Paksi dalam dengan syarat his adekuat
Partus macet adalah tidak adanya kemajuan persalinan pada Kala 2 dalam hal penurunan kepala, putaran paksi dalam dengan syarat his adekuat
Inersia Uteri adalah adanya kemunduran his dalam hal frekuensi dan durasi terjadinya his
Inersia Uteri dibagi 2 yaitu
1. Inersia Uteri primer
His tidak adekuat sejak inpartu kala 1 fase laten (sebelum pembukaan 4)
2. Inersia uteri sekunder
His sebelumnya adekuat tapi pada inpartu kala 1 fase aktif mengalami kemunduran dalam hal frekuensi dan durasi
Growing Good Our Inside out: Happiness Paradox
Neoplasma Ovarii Kistik
Skor HOGI untuk menilai NOK curiga ganas atau jinak dinilai dari
1. Penurunan BB
2. Ascites
3. Neovaskularisasi
4. Ada Bagian Padat
5. Kadar Ca-125 >= 35mg
Dari Anamnesis --> Penurunan BB
Dari PF --> bagian padat, Ascites
USG --> Neovaskularisasi dan bagian padat
SKOR TIAP POIN 0-2
Dikatakan curiga ganas bila Skor >= 6
Anamnesis
Keluhan biasanya perut membesar
Sejak kapan?
Membesar perlahan2 atau cepat?
Apakah disertai nyeri perut? Nyeri perut seperti apa? Apakah dipengaruhi mens?
Siklus haid apakah lancar atau tidak( mengalami perubahan)?
Apakah ada mual muntah?
Apa ada gejala sesak nafas, sulit BAB dan BAK?
Perut terasa penuh dan kembung?
Riwayat penggunaan obat penyubur? Obat hormonal?
Riw keganasan pada keluarga?
Pemeriksaan fisik
KU: Lemah, kesakitan
TV: TD, RR, N, suhu mungkin dbn/abnormal
Status internus
Konjungtiva mata anemis
Paru: Auskultasi normal selama tidak ada metastasis
Abdomen: Inspeksi: tampak membuncit
Aus: BU normal
Palpasi: Nyeri tekan (+)
Perkusi: Pekak sisi meningkat (+) Pekak alih (+) bila ada ascites, indikasi (+)
Pembesaran nnll. Inguinales
Status Obstetricus
Inspekulo/VT
Fluor(-) Fluksus (-)
Vulva, urethra, vagina dbn
Vagina: Benjolan(-), hiperemis(-)
Portio: konsistensi, permukaan licin, rata atau berbenjol, rapuh, mudah berdarah, ukuran portio, slinger pain
Adneksa kanan/kiri: biasanya kalau sudah besar teraba massa sebesar ...
(Bisa sebesar telur ayam, bebek, tinju dewasa, kepala bayi, hamil 7bulan, hamil 9bulan)
Culdesac/Cavum douglassi: menonjol bila ada ascites
Pemeriksaan Penunjang
USG
CA-125 >= 35 mg curiga ganas
Penatalaksanaan
Bila masih kecil, konservatif dulu ditunggu menghilang bila usia juga usia produktif
Curiga ganas--> Laparotomi dengan BSO+FS bila jinak maka langsung BSO
Bila ganas--> dilakukan terapi kemoradiasi
Tentiran KPD dan PEB
KPD
Dibuktikan benar KPD
Dengan Tes Lakmus menjadi warna ungu (pH)
<28 Minggu Konservatif tidak diberikan Pematangan paru karena sel pneumosit tipe 2 penghasil surfaktan belum terbentuk
KPD murni dibagi pengelolaan <34 Minggu >=34 Minggu.
< 34 Minggu
Konservatif
1. Diberikan antibiotik profilaksis (Broadspectrum) Cefazolin 2gr/24jam IV dilanjutkan eritromisin 500 mgx4
2. Pematangan paru Dexamethasone 6 mg/12 jam (IV) selama 2 hari
3. Kalau ada tanda partus prematurus maka berikan Tokolitik
- Nifedipine 30 mg 8 jam lalu Nifedipine 10 mg/8 jam
- MgSO4 20% 1,5 mg per jam
-Salbutamol juga bisa.
- NSAID ketorolac 30 mg/ 8 jam IV, Natrium Diklofenak 1tab/8jam -po
- Isosuxprin dalam 500cc RL diberikan 20 tpm
Disuruh pulang bila air ketuban sudah tidak mengalir (antiobiotik di stop)
>=34 Minggu Terminasi saja
Dengan induksi persalinan dinilai Skor Bishop bila < 5. Priming dengan misoprostol 1/8 tab (25 mcg) di forniks posterior evaluasi 6 jam kemudian lalu bila skor Bishop masih <5 lalukan priming misoprostol ulang, evaluasi 6 jam berikutnya lalu induksi oksitosin 5 IU dalam 500cc RL dimulai 8 tpm dinaikan tiap 30 menit 4 tpm sampai his adekuat dipertahankan, atau maks 20 tpm. Evaluasi botol RL oksitosin 5IU pertama (1) setelah 8 jam botol kedua (2) dalam 6 jam
Khusus kasus serotinus pemberian botol 1 dan 2 boleh diulang dengan jarak 24 jam setelah pemberian botol RL oksitosin kedua
Tanda Partus Prematurus imminens: his 4x dalam 20 menit atau 8x dalam 60 menit, pembukaan Cervix <4cm, usia kehamilan 20-<37minggu.
Pre-eklampsia berat
Syarat
1. Usia kehamilan diatas 20 Minggu
2. TD >= 160/110 mmHg
3. Proteinuria +1
4. Ditemukan trombosit <100.000, SGPT/SGOT naik 2X lipat, ureum meningkat 1,2, udem Pulmo (maka tanpa proteinuria bisa didiagnosis PEB)
Penanganan dibagi 2 yaitu
1. <34 Minggu
- ABC
Airway buka jalan nafas dengan memasang plabot infus dileher (triple airway manuver, head tilt, Chin lift, jaw trust)
B Breathing nasal canul 3 lpm
C circulation pasang infus RL 20 tpm
Jangan Lupa Pasang DC untuk balance cairan --> salah satu syarat pemberian MgSO4 20% adalah diuresis >0,5 cc/KgBB/jam
- Inj. MgSO4 20% 20cc/4gr 10-15 menit (IV Bolus Lambat) (dosis loading dose) trus lanjutkan maintenance dose 1 gr/jam SP
- Antihipertensi Metildopa/dopamet 500mg/8jam
Nifedipine 10 mg/8jam
- Pematangan paru
Kapan Dilakukan pada PEB tanpa memandang usia kehamilan Terminasi bila
1. Dalam 2x24 jam tidak didapatkan perbaikan dengan terapi adekuat
2. Ada tanda impending eklampsia (nyeri kepala, mata kabur [Subjektif], Hiperefleksia, penurunan kesadaran[objektif])
3. Eklampsia
4. Ada solusio plasenta
5. Dalam 24 setelah pemberian terapi Antihipertensi tidak respon
Langsung/Segera Terminasi bila
1. Ada tanda impending eklampsia
2. Ada kelainan fungsi organ (hepar, ginjal, otak, paru)
Langsung Terminasi dengan SC cito dengan terlebih dahulu memberikan Pematangan paru Dexamethasone 6 mg/12 jam IM
Pada >= 34 Minggu langsung bisa determinasi secara Pervaginam atau perabdominal
Eklampsia terjadi langsung berikan MGSO4 20% 2gr Bolus lambat (10-15 menit)
Bila kondisi ibu sudah membaik langsung Akhiri persalinan
Perbedaan Kejang Eklampsia dengan kejang Stroke
Kejang eklampsia setelah kejang kesadaran cepat pulih dari tanda vital TD normal
Kejang Stroke pada saat PEB setelah kejang malah terjadi penurunan kesadaran (GCS turun) biasanya tensi tinggi 200/ mmHg.
PER batasan Terminasi <37 Minggu dengan >=37 Minggu langsung Terminasi
Thanks guys udah baca tentirannya maaf kalo salah
Beda Partus tidak maju dengan partus macet
Partus tidak maju adalah tidak adanya kemajuan persalinan dalam hal Pembukaan, penurunan kepala, putaran Paksi dalam pada inpartu kala 1
Partus macet adalah tidak adanya kemajuan persalinan dalam hal penurunan kepala, putaran Paksi dalam pada inpartu kala 2
Beda Vacuum dan Forceps
1.Forceps dapat dilakukan pada bayi prematur sedangkan vacumm tidak
2. Forceps digunakan sepenuhnya tenaga penolong sedangkan vacumm perlu tenaga ibu dan tenaga penolong
3. Forceps dapat digunakan untuk melakukan putaran Paksi dalam
Dilakukan Vaccum atau Forceps bila syarat Pervaginam terpenuhi
1. Pembukaan lengkap
2. Bagian bawah janin sampai Hodge 3+
3. KK telah pecah atau dipecah
Komplikasi Vaccum
1. Komplikasi ibu: Laserasi jalan lahir, Perineum robek
2. Komplikasi Janin: Caput sucadeneum, Subgaleal hematom (melewati sutura), Cephalhematom (tidak melewati sutura)
Komplikasi Forceps
1. Komplikasi ibu: Laserasi jalan lahir, Perineum robek
2. Komplikasi Janin:
Forceps or Vacuum Mnemonic
A: Anastesi/Assistance
B: Bladder Empty ( pakai kateter)
C: Cervix Full Dillatation (Pembukaan lengkap)
D: Determine position (bagian terbawah janin sudah masuk Hodge 3+)
E: Explain to The patient/exit plan if it fails, ready for cesarean section
F: Fontanella (check position UUK)
G: Gentle traction
H: Handle elevated for forceps
Halt for vaccum (Not descent with 3 pulls, 3 Times pop off, more than 30 minutes/kepala tidak turun dalam 3 kali tarikan, 3 kali cup lepas, lebih dari 30 menit tidak lahir)
I: Incision/Episiotomy
J: Remove forceps when Jawa visible
Minggu, 19 Juni 2016
Perdarahan Antepartum
Perdarahan Antepartum dibedakan sumber menjadi 2 yaitu
1. Non Plasenter
2. Plasenter
1. Non Plasenter
Pikirkan perdarahan diluar plasenta:
1. Neoplasma(Mioma)
2. Trauma
3. Keganasan (Ca Cerviks)
4. Radang (Servisitis kronik)
DD di Neuro nyeri kepala sekunder (intermezzo)
VITAMIN
Vaskuler
Idiopatik
Autoimun
Metabolik
Infeksi
Neoplasma
2. Plasenter
Ada 3 yaitu
1. Solusio plasenta
2. Plasenta Previa
3. Vasa Previa
1. Solusio plasenta
Anamnesis didapatkan
Perdarahan dari jalan lahir, keluar darah warna merah kehitaman, sedikit, khasnya nyeri perut bawah, perut tegang, ada riwayat trauma sebelumnya
Pemeriksaan fisik
KU: lemas, kesakitan
Tanda vital: Nadi cepat, tensi rendah bisa syok
Status internus
Mata: Konjungtiva anemis (+/+)
Bibir: sianosis
Ekstremitas: akral dingin, cappilary Refill > 2''
Thoraks : dbn
Abdomen didapatkan nyeri tekan pada perut
PPV: keluar darah hitam
Pemeriksaan Inspekulo
Fluksus (+) Fluor (-)
Vulva, Urethra, Vagina dbn
Portio: Licin atau berbenjol2, OUE masih tertutup
Walaupun Darah yang keluar sedikit namun klinis ibu bisa sampai syok
PENANGANAN
1. Kapanpun usianya kehamilan Solusio plasenta diterminasi dengan SC Cito dengan pemberian Pematangan paru Dexamethasone 6mg/12 jam IM langsung setelah decision SC cito.
Komplikasi Solusio plasenta dibagi 2 yaitu
1. Komplikasi ibu: DIC, Syok, Atonia Uteri
Atonia Uteri akibat Uterus Couvelaire karena penumpukan darah di retroplasenter akibatnya darah mencari jalan keluar kebawah atau ke miometrium sehingga miometrium tidak mendapatkan pasokan nutrisi dan oksigen menyebabkan hipoksia lalu nekrotik sehingga menyebabkan Atonia uteri
2. Komplikasi Janin: Fetal distress, Intrauterine Fetal Death (IUFD)
2. Plasenta Previa
Anamnesis
Keluar perdarahan merah segar, tidak disadari, tidak ada nyeri perut, ada kenceng2 pada ibu
Semakin ada his SBR semakin meningkat Plasenta makin teregang
Jika KK dipecah perdarahan berhenti
Pemeriksaan fisik
KU: Lemas
Tanda vital: Nadi cepat, TD menurun
Pengeluaran darah plasenta Previa sedikit, ibu tidak syok
Pengeluaran darah plasenta Previa banyak. Ibu bisa syok
Status internus
Mata: Konjungtiva anemis (+/+)
Bibir: sianosis
Ekstremitas: akral dingin, cappilary Refill >2"
Thoraks:dbn
Abdomen: dbn
Inspekulo:
Fluksus (+) Fluor (-)
Portio: OUE terbuka karena ada his
Penanganan:
Misal ada pasien 30 Minggu didapatkan plasenta Previa trus 37 Minggu datang lagi apa yang dilakukan?
Evaluasi USG apakah plasenta Previa berubah jadi parsial atau jadi letak rendah
Kalau Plasenta Previa totalis langsung SC Cito
TD
Eklampsia diberikan MgSO4 20% 4gr IV diberikan dalam 10-15 menit bila berulang berikan 2 gr bolus IV pelan 10-15 menit
Syarat MgSO4 20%
1.Refleks Patella (+)
2. RR > 16x/menit
3. Diuresis >0,5 cc/kgBB/jam
4. Tersedia antidotum Ca Glukonas 10%
Jumat, 17 Juni 2016
Siklus Menstruasi
Siklus Normal 21-35 hari
Durasi 3-7 hari dengan 2-3 kali ganti pembalut (1 pembalut=20cc).
Amenorea primer:
14 tahun tidak mens tanpa tanda seks sekunder
16 tahun tidak mens dengan tanda seks sekunder ( Mammae membesar, rambut pubis dan ketiak tumbuh)
Amenorea sekunder:
Pernah mens lalu dalam 3 bulan berturut-turut tidak mens
Anamnesis amenorea:
Sejak kapan tidak mens?
Kapan terakhir mens?
Apakah siklus mens dulunya teratur?
Ada riwayat siklus mens tidak teratur?
Apakah sudah menikah?
Ada gejala mual dan muntah?
Pemeriksaan
Tes kehamilan/grav index (+/-)
Kalau (+) grav index curiga
1. Hamil
2. Mola hidatidosa
Induksi Oksitosin
Dinilai Skor Bishop. Skor yang menentukan tingkat keberhasilan induksi.
Skor Bishop <5 lakukan priming dengan misoprostol 1/8 tab ditaruh dibelakang fornix posterior ditunggu 6 jam bila Skor Bishop>=5 maka lakukan induksi oksitosin drip 5 IU dalam 500cc RL diawali dengan 8 tpm naik 4 tpm tiap 30 menit sampai his adekuat atau 20 tpm maksimal.
Kala Persalinan
Wanita dikatakan inpartu bila
Pembukaan 1,8 cm pada primipara
2,2 cm pada multipara
Pengawasan 10 dipakai pada inpartu kala 1
1. KU/4 jam
2. TD/4 jam
3. Nadi/ 30 menit
4. RR/ 30 menit
5. Suhu/ 30 menit
6. His/30 menit
7. PPV/4 jam
8. DJJ/30 menit
9. Tanda rupture Uteri imminens ( Band'l ring)/4 jam
10. Tanda-tanda Inpartu kala 2/4 jam
Tanda Inpartu kala 2
1. Ibu ingin meneran
2. Tek nus ( Terasa tekanan pada anus)
3. Per Jol (Perineum menonjol)
4. Vul Ka (Vulva dan anus membuka)
Dilakukan pada Inpartu Kala 2
Pengawasan 9
1. KU
2. TD
3. Nadi
4. RR
5. Suhu
6. His
7. PPV
8. DJJ
9. Tanda Rupture Uteri imminens
Kala III
Mulai dari bayi lahir sampai Plasenta lahir (maksimal 30 menit)
Ada manajemen aktif kala 3
1. Injeksi Oksitosin 10 IU IM pada 1/3 distal paha atas sebelah luar
2. Peregangan tali pusat terkendali
3. Massase fundus uteri
Kala IV
Mulai dari plasenta lahir sampai 2 jam setelahnya
Yang diawasi adalah
1. KU
2. Tekanan Darah
3. Nadi
4. Suhu
5. RR
6. Kontraksi uterus
7. TFU(Tinggi fundus Uteri)
8. ASI
9. Lochea
10. BAK dan BAB
BAK maksimal 6 jam setelah Post partus. Kalau belum bisa BAK, nanti VU menyebabkan subinvolusi uterus sehingga terus berdarah.
Tentiran KB
KB
3 tujuan yaitu
1. Menunda kehamilan (Pil, Injeksi, Konvensional, Implant, IUD)
2. Menjarangkan kehamilan (IUD, Suntik, Pil, Implant, Konvensional)
3. Menyudahi kehamilan (MOW, Implant, pil)
KB
Pil Efek hormonal dapat menyebabkan berat badan meningkat, Kontraindikasi: tidak boleh diberikan pada ca Mammae yang estrogen dependent, ca Endometrii.
IUD
Kontraindikasi pada PID (Pelvic Inflammatory disease), Infeksi genitalia meningkatkan resiko infeksi asenderen keatas.
Kondom
Dianjurkan bagi pasien dengan infeksi menular seksual (IMS) (HIV, Trichomoniasis, Gonore, Syphilis)
Dari Anamnesis dan pemeriksaan fisik maka kemungkinan KB yang cocok untuk ibu adalah.....
Apakah ibu bersedia untuk memasang kb ini? Atau ibu punya pilihan lain untuk ber KB?
Kamis, 16 Juni 2016
Tentiran pemantauan Post SC
Anamnesis
S: nyeri perut
O: KU: baik, composmentis
HR: 100x/menit sambil ngomong langsung pegang Nadi
TD:
RR: dilihat sesak atau tidak
T: ditanyakan panas atau tidak
Status internus
Mata: Konjungtiva anemis(-/-)
Thoraks: ASI apakah sudah keluar ? (+/+)
Kuantitasnya banyak atau sedikit?
Inspeksi: apakah Payudara tampak membengkak atau tidak? Tampak Engorgement?
Palpasi: apakah Payudara teraba keras dan hangat?
Aus: Paru Suara dasar dan Cor suara jantung 1-2 normal
Abdomen:
Inspeksi: tampak datar
Palpasi: Nyeri tekan, Tinggi fundus Uteri (TFU) biasanya 2 jari dibawah pusat setelah plasenta lahir. Kontraksi uterus teraba seperti massa atau batu dalam abdomen.
Inspeksi luka bekas operasi apakah ada rembesan seperti pulau2?
Lalu Pengeluaran Pervaginam: Lochea Rubra
A: Post SCTP a.i. Riwayat SC sebelumnya
Komplikasi terjadi anemia ringan
Anemia Trisemester 1 HB<11 Trisemester 2 Hb<10,5 Trisemester 3 Hb<11 g/dl
P:
Pikirkan terapi dari medikamentosa paling invasif, non invasif, baru non medikamentosa.
-Infus RL atau D5 20tpm --> untuk memasukan obat intravena
-Inj. Ab yaitu Ceftriaxone 2gr/24 jam dihentikan
-Inj. Ketorolac 30 mg/8jam/hari (antinyeri postop)
-Inj. Asam tranexamat 500 mg/8 jam/hari (anti perdarahan)
-Po Asam Mefenamat 500 mg/8jam
-Po Ruboransia pelancar ASI laktafid. Domperidone
-Po Vit BC/C/SF
-Po Vit A 100.000 IU
Non Medikamentosa
- mobilisasi Aktif--> Miring kiri, duduk, berjalan bertahap
- ASI Eksklusif
Tentiran KPD (Ketuban Pecah Dini)
Definisi Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini -->
Aterm : pecahnya kulit Ketuban pada saat sebelum inpartu kala 1
Preterm: pecahnya kulit Ketuban kapan pun
Ketuban pecah awal--> aterm: pecahnya kulit Ketuban pada saat inpartu kala 1 fase laten(pembukaan <4cm)
Anamnesis
1. Keluhan utama: keluar air dari jalan lahir (seperti kencing namun tidak bisa ditahan, terus merembes)
RPS
2. Tanyakan Sejak kapan dirasakan rembes?
3. Keluar air bisa ditahan (kencing), tidak bisa ditahan (air ketuban)?
4. Ada keluar lendir darah, gak?
5. Ada nyeri perut?
6. Sebelumnya ada riwayat trauma, infeksi?
7. Udah merasa kenceng2? Sejak kapan? Durasi dan frekuensinya bagaimana?
8. Gerakan jadi terasa atau tidak?
RPD
1. Riw. Asma, Hipertensi, kencing manis, sakit jantung, riw operasi sebelumnya?
RPK
1. Idem RPD
RSE
Pekerjaan, BPJS atau umum? kesan sosial ekonomi cukup/kurang.
Pemeriksaan Fisik
KU: Baik, composmentis
TV:
Tensi, Nadi, RR, Suhu
Status internus:
Mata: konjungtiva anemis?
Leher: pembesaran kelenjar limfa?
Thoraks: Pulmo, cor dalam batas normal
Abdomen: I: tampak membuncit, Aus: Bising usus normal, Palpasi: ada nyeri tekan? Perkusi: timpani?
Ekstremitas tanyakan Edema? Diagnosis?
Status Obs
Inspekulo/VT
Fluor(+) keluar cairan ketuban
Fluksus(+/-)
Vulva, urethra, vagina dalam batas normal
Leopold 1-4
VT: Nilai pembukaan, KK(-), efficement(penipisan serviks), konsistensi, posisi uterus)
Jangan Lupa pemeriksaan sederhana:
1. Tes Valsava
Bila keluar pada saat tes Valsava berarti itu air ketuban
2. Tes Nitrazin (Kertas Lakmus) dengan inspekulo
Bila cairan vagina bercampur dengan air ketuban maka kertas Lakmus berubah warna pink atau ungu (pH Basa)
Tata laksana:
1. Umur <28 Minggu --> Konservatif (menunggu janin sampai terviable)
- Bed rest
- Tokolitik
2. Umur 28-34 Minggu --> Konservatif
- Pematangan paru Dexamethasone 6mg/12 jam IM (selama 2 hari) atau Betamethasone 12 mg/24 jam IM (selama 2 hari)
- Inj. Ab profilaksis, Cefazolin 2 gr/24 jam IV dilanjutkan Eritromisin 500mgx4/hari
-Tokolitik 30 mg PO tunggu dalam 8jam (loading dose), lalu berikan maintenance dose nifedipine 10 mg/8jam PO.
-Setelah Pematangan paru selesai
Pasien boleh dipulangkan lalu datang pada saat 34-36 minggu untuk melahirkan, Bila
1. Tidak ada kencang-kencang
2. Air Ketuban tidak keluar lagi
3. Kesejahteraan janin dan ibu baik
4. Tidak ada tanda korioamnionitis
Tanda-tanda korioamnionitis yang khas
Tanda pada ibu
1. Takikardia
2. Ibu Demam
3. PPV berbau
4. Nyeri perut dan tegang
5. Lab: Leukositosis
Tanda pada janin:
1. DJJ takikardia atau DJJ sudah tidak ada
3. Umur kehamilan 34-40 Minggu
- Terminasi dengan induksi oksitosin drip
Contoh kasus:
Ibu hamil G1P0A0 28 tahun hamil 37 Minggu, aterm mengeluh keluar cairan dari jalan lahir seperti airr datang ke Puskesmas.
Aterm, KPD, inpartu kala 1 fase aktif boleh dilakukan Persalinan di Puskesmas, syarat:
1. Syarat Pervaginam terpenuhi, bila dilahirkan secara Pervaginam
2. Rujuk jika ada Faktor resiko seperti Letak sungsang, partus macet
Anamnesis KPD
Tanyakan kapan Ketuban Pecah sejak jam berapa?
Usia kehamilan Aterm/preterm?
Pastikan yang keluar air ketuban. Apakah cairan yg keluar bisa ditahan (air kencing), tidak bisa ditahan (air ketuban).
Senang (Happiness) dengan Kebahagiaan (Pleasure)
Ya, Betul terdapat perbedaan antara senang dengan Kebahagiaan.
Senang adalah sesuatu yang hanya dirasakan sesaat atau sewaktu.
- Hidup yg penuh kesenangan ( pleasant life )
- Hidup yg nyaman ( good life )--> segala kebutuhan hidup tercukupi.
- Hidup yg bermakna ( meaningful life )--> berguna bagi banyak orang.