- Dosis Lazim adalah dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan dan tertera di farmakope.
- Dosis Terapi adalah dosis yang digunakan dalam terapi (dokter yang menentukan)
- Dosis Maksimal adalah Dosis/takaran maksimum/terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya.
- Dosis rangkap adalah Apabila ada 2 (dua) atau lebih obat yang kerjanya analog dan diberikan bersamaan, maka dihitung sebagai dosis rangkapnya
- Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada penderita.
- Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
a. LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada
50% hewan percobaan.
b. LD 100 : takaran yang menyebabkan
kematian pada 100% hewan percobaan.
- Dosis Tunggal (Single Dose) adalah dosis obat yang diberikan hanya satu kali saja untuk menyembuhkan penyakit
- Dosis Awal (Initial dose/Loading Dose) adalah dosis yang diberikan pada awal terapi agar kadar obat mencapai kadar terapi minimal.
- Dosis pemeliharaan (Maintenance dose) adalah dosis obat yang diberikan untuk mempertahankan obat dalam jendela terapi.
Penggunaan obat Batuk pada
a. Usia <6tahun (menggunakan Mukolitik)
b. Usia >6tahun (menggunakan ekspektoran bila anak sudah dapat mengeluarkan dahaknya sendiri)
Pengunaan obat paracetamol untuk antipiretik pada anak bila suhu anak sudah mencapai >=38,5C
Penggunaan obat paracetamol sebagai analgetik hanya diperbolehkan pada ibu menyusui dan ibu hamil dan dosisnya harus dinaikkan lebih tinggi dibandingkan dosis antipiretik soalnya efek analgetik paracetamol lebih lemah dari antipiretik.
Bentuk Sediaan Obat
1. Padat
2. semi padat
3. Cair
1. Padat
a. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Fl.Ed. IV).
Zat tambahan yang digunakan sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok.
Tipe tablet
1. Compressed Tablet (CT)
1.1 Sugar Coated Tablets (SCT)
1.2 Film Coated Tablets (FCT)
1.3 Enteric Coated Tablets (ECT)
1.4 Multiple Compressed Tablets
1.4.1 Layered Tablets (Tablet Berlapis)
Tablet ini dibuat dengan mencetak, mula-mula
dicetak tablet lalu ditambah granul tablet di atas tablet yang sudah dicetak
tadi, demikian diulang-ulang, sehingga menghasilkan tablet yang berlapis-lapis
Contoh: Decolgen, Neozep, Flugan
1.4.2
Press Coated Tablets
Mula-mula dicetak tablet kecil, lalu tablet
tersebut dimasukkan ke mesin tablet khusus dan mencetak lapisan granulasi
tablet sekeliling tablet yang dicetak mula-mula. Gambar V.6 dengan cara ini
dapat dibuat tablet yang obat-obatnya tidak dapat dicamput, yaitu dengan
memisahkan masing-masing obat dengan salut enterik. Contoh : Mexaform
1.5 Prolonged-Action
Tablets
Tablet yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga
dapat melepaskan zat berkhasiat untuk pengobatan dalam periode tertentu.
Biasanya untuk dosis berganda. Dosis pertama diatur seperti tablet biasa sedang
dosis selanjutnya dibedakan sebagai berikut:
1.5.1 Delayed Action
Tablets
Tablet yang kerjanya ditangguhkan karena
terlepasnya zat berkhasiat dicegah dalam selang waktu setelah pemberian atau
sampai kondisi fisiologis tertentu.
1.5.2 Repeat Action Tablets
Tablet yang kegiatannya berulang, yang secara
periodik melepaskan dosis tertentu dari zat berkhasiat ke lambung dan usus
1.5.3 Extended Release Tablets
Tablet yang kerjanya diperpanjang, yang secara
kontinu melepaskan zat berkhasiat ke lambung dan usus
contoh: Avil Retard, Ronicol Timespan, Quibron
T/SR
1.6 Effervescent Tablets
Tablet ini diberi zat tambahan Na .Bicarbonat dan
asam organik seperti asam sitrat atau asam tartat. cara pemakaiannya dengan
melarutkan tablet ke dalam air (air gula) maka akan keluar gas karbondioksida.
Effervescent tablets ini ada kaitannya dengan bentuk sediaan cair Netralisasi
dan saturasi.
Contoh: Calcium D redoxon, Calcium Sandoz Forte,
Supradyn
1.7 Tableted Suppositories
merupakan suatu vagina tablet. dalam etiket harus
dicantumkan cara pemakaiannya.
contoh: canesten vaginal tab, Flagystatin
Gunakan pada malam hari dan menggunakan aplicator
jadi tambahkan di resep cum Aplicator
1.8 Buccal& Sublingual tablets
buccal tablets adalah tablet yang digunakan
dengan cara menyisipkan di sekitar selaput lendir pipi, akan melarut
perlahan-lahan di mulut.
Contoh: Sandopart Buccal tab
Sublingual tablet
tablet sublingual adalah tablet yang digunakan
dengan cara meletakkan dibawah lidah, melarut dengan cepat dan zat
berkhasiatnya dengan mudah diserap
contoh: cedocard sublingual tab, isorbid tab
2.2. Molded Tablets (Tablets triturates)Tablet Triturates biasanya mudah pecah dan segera larut. Tablet ini disiapkan bila dokter menghendaki dalam resepnya. Masalahnya kesulitan menemukan bahan pelicin yang larut sempurna dalam air.
2.2.1 Dispensing tablets
tablet yang menyediakan sejumlah obat yang tepat
yang dapat mudah dicamputkan dalam serbuk atau cairan. Hal ini untuk
menghindari keperluan menimbang obat dalam jumlah kecil.
Tablet diberikan kepada penderita setelah
diracik. Bila diracik dengan serbuk nanti akan merupakan BSO serbuk. sedangkan
bila diracik dengan zat cair akan merupakan BSO larutan. Tablet tipe semacam
ini tidak pernah diberikan penderita dalam bentuk aslinya, kecuali dokter yang
menghendaki.
Contoh: Catalin Solution Tab.
2.2.2 Hypodermic tablet
Tablet ini mudah larut dan digunakan sebagai
larutan injeksi tetapi dengan cara inin diragukan kesterilannya
2.3 Lain-lain
2.3.1 Lozenges
Lozenges adalah tablet yang rasanya manis dan
baunya enak dan melarut perlahan -lahan di mulut. hampir identik dengan buccal
tablet.
Contoh: F.G. Troche, Kalmycin, Efisol
2.3.2 Pastilles
Pastilles adalah suatu lozenges yang berbeda zat
tambahan yang digunakan. disini zat tambahan berupa glycerin dan gelatin yang
kemudian ditambah gula. selain itu dapat diberikan zat warna
Contoh: Valda pastilles ada yang merah atau hijau
2.3.3 Tablet kunyah
tablet kunyah yaitu tablet yang cara pemakaiannya
sebelum ditelan dikunyah lebih dahulu.
Contohnya: Erythrocin dulcet, Mylanta.
Fungsi dibuat tablet kunyah adalah
b. Kaplet adalah tablet yang bentuknya seperti
kapsul agar mengurangi gesekan dengan lambung atau usus (sifat iritasinya)
KapsulKapsul 1 grain=65 mg
Pengunaan codein farmakope II Codein HCl 1mg/th
BSO Cair
- Solutiones (Larutan)Adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Bentuk larutan dimaksudkan untuk membuat sediaan yang mengandung bahan yang larut didalam pembawanya.Keuntungan
- Konsentrasi obat dalam takaran tertentu dapat tepat karena larutan homogen.
- Setelah diminum obat tidak memerlukan waktu untuk melarut, sehingga dapat bekerja segera
- Kejernihan larutan dapat memberikan kesan yang menyenangkan
Kerugian
- Rasa obat dalam larutan lebih jelas
- Tidak praktis bila dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, misalnya: pulveres, tablet, kapsul
- Kemungkinan terjadinya reaksi kimia dan bentuk larutan dimana air sebagai katalisator
- Sirupi (Sirop)Adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung saccharosa. (64-66%) +65%
- Elixira(Eliksir)Adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, zat pengawet serta digunakan sebagai obat dalam. Pelarut utamanya etanol bisa sampai 30% hati-hati pemberian pada lansia dan anak-anak. Pemanisnya gula hati-hati penderita DM
- Guttae (Obat tetes) sebagai obat dalam dan obat luar
Rumus menghitung dosis maksimum pada anak-anak
1. Rumus Young
(Umur/umur+12)xdosis dewasa
2. Rumus Dilling (Bila umur >=8 tahun)
(Umur/20)xdosis dewasa
Dextamine= Dexchlotpheniramine maleat
Betasone N=
Rumus DM1x anak= (umur/umur+12)xdosis maksimal 1x dewasa
Rumus DM sehari anak= (umur/umur+12)x dosis maksimal sehari dewasa
lalu dibandingkan dengan DL/DM kalau bisa Persentase dibawah atau sama dengan DM. jika lebih dari dosis maksimal gunakan dosis maksimal????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar